Direktorat Pajak: Kunjungi Buruh Jahit di Pekalongan Bukan Tagih Rp 2,8 Miliar

buruh jahit pekalongan pajak 2 miliar, buruh jahit lepas, buruh jahit lepas ismanto, buruh jahit lepas di pekalongan ditagih pajak, Direktorat Pajak: Kunjungi Buruh Jahit di Pekalongan Bukan Tagih Rp 2,8 Miliar

Direktorat Jenderal Pajak melalui KPP Pratama Pekalongan memberikan penjelasan terkait kabar seorang buruh jahit lepas di Pekalongan yang menerima tagihan pajak miliaran rupiah.

Kepala KPP Pratama Pekalongan, Subandi, menegaskan bahwa kedatangan petugas ke rumah Ismanto (32), warga Desa Coprayan, Kecamatan Buaran, pada Rabu (6/8/2025) bukan untuk menagih pajak, melainkan melakukan klarifikasi.

"Bukan menagih," ujar Subandi, Jumat (8/8/2025).

Menurutnya, dalam data administrasi tercatat transaksi atas nama Ismanto senilai Rp 2,9 miliar. Nilai tersebut merupakan jumlah transaksi, bukan besaran pajak yang harus dibayar.

Subandi memastikan pihaknya akan menyelesaikan persoalan ini. Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati menjaga data pribadi.

"Jangan sembarangan meminjamkan KTP atau NPWP kepada orang lain. Jika menerima surat dari kantor pajak, segera lakukan klarifikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman," pungkasnya.

Berdasarkan data Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak tahun 2021, Nomor Induk Kependudukan (NIK) milik Ismanto digunakan dalam transaksi dengan salah satu perusahaan. Karena itu, petugas perlu melakukan verifikasi langsung.

Kunjungan dilakukan oleh empat petugas yang dibekali surat tugas resmi. Saat menunjukkan dokumen, Ismanto membenarkan bahwa NIK tersebut memang miliknya. Namun, ia menegaskan tidak pernah melakukan pembelian kain dalam jumlah besar atau memiliki usaha berskala miliaran rupiah.

"Saya kaget, karena saya cuma buruh jahit lepas," kata Ismanto yang saat itu didampingi istrinya, Ulfa (27).

Ia juga mengaku tidak pernah punya usaha besar maupun melakukan pinjaman apa pun. "Saya sudah bilang, saya tidak pernah melakukan transaksi pembelian kain, pinjaman online, atau pinjaman lain apa pun," tegasnya.

Ismanto menduga identitasnya disalahgunakan pihak lain. Bahkan, menurutnya, petugas pajak yang datang pun tampak heran. "Kok rumah saya yang seperti ini bisa kena tagihan pajak miliaran rupiah," ujarnya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!