PT KAI Gelontorkan Rp 3,05 Miliar Buat UMKM, Termasuk Pameran Internasional

PT KAI terus memperluas perannya sebagai penggerak ekonomi rakyat. Selama enam bulan pertama tahun 2025 ini, KAI telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 3,05 miliar untuk mendukung pengembangan usaha mikro dan kecil Menengah (UMKM).
Dari jumlah tersebut, sekitar Rp 800 juta disalurkan dalam bentuk pendanaan langsung, sementara sisanya digunakan untuk pengembangan kapasitas mitra melalui pelatihan, sertifikasi, pameran, hingga akses pasar melalui berbagai program unggulan.
Executive Vice President of Corporate Secretary KAI Raden Agus Dwinanto Budiadji menegaskan, komitmen terhadap UMKM bukan semata program tanggung jawab sosial, melainkan bagian dari strategi korporasi dalam memperkuat ekosistem ekonomi lokal yang berkelanjutan.
"Di balik angka pertumbuhan pelanggan, ada denyut kehidupan ekonomi yang terus bergerak. Ketika UMKM mendapat akses pelatihan, panggung pameran, hingga peluang ekspor, maka KAI tidak hanya mengantar orang dari satu kota ke kota lain, kami ikut mengantar masyarakat menuju masa depan yang lebih sejahtera," ujar Agus.
Sepanjang Semester I 2025, sebanyak 431 pelaku UMKM telah menerima manfaat dari program MiKA yang mencakup MiKA Exhibition untuk promosi produk, MiKA Creative Space sebagai ruang kolaborasi dan pendampingan usaha, MiKA Hasanah dan MiKA Next Class yang fokus pada peningkatan kompetensi dan sertifikasi, serta MiKA Go Global yang mendorong ekspansi usaha ke pasar internasional.
Pada Semester I 2025, melalui program MiKA Go Global, KAI mendukung partisipasi mitra binaan dalam sejumlah ajang internasional.
Di antaranya, dua merek lokal yakni Herviolet dan Bloom with Kaia berkesempatan tampil dalam Fashion World Tokyo (FaW TOKYO) 2025 yang berlangsung pada 26–28 Maret 2025 di Tokyo Big Sight, Jepang.
Selain itu, KAI juga memfasilitasi keikutsertaan Kayana by Tyaoza dan Identix Batik Tulis dalam 19th International Apparel & Textile Fair (IATF) yang digelar di Festival Arena, Dubai, pada 20–22 Mei 2025.
Seluruh inisiatif ini sejalan dengan arah pembangunan nasional yang berorientasi pada manusia dan nilai tambah. KAI mendukung terwujudnya sumber daya manusia unggul, pertumbuhan ekonomi yang merata, serta transformasi ekonomi berbasis inovasi dan kreativitas.
Melalui langkah ini, KAI ingin memastikan bahwa manfaat pertumbuhan perusahaan tidak hanya dinikmati oleh korporasi, tetapi juga mengalir sampai ke pelaku usaha kecil di sekitar stasiun dan jalur kereta.
Dengan jaringan rel yang membentang dari pusat kota hingga pelosok, KAI menjadikan setiap simpul perjalanan sebagai peluang kolaborasi. Transportasi massal tidak lagi hanya soal mobilitas, tapi juga tentang bagaimana masyarakat tumbuh bersama di dalamnya.
"Kereta api bukan hanya soal ketepatan waktu dan kenyamanan, tapi juga tentang bagaimana kami hadir untuk rakyat. Ketika UMKM naik kelas, kita sedang membangun masa depan Indonesia bersama," tutup Agus. (Asp).