371 Kebakaran Terjadi di Jakarta Sejak Januari 2025, Kerugian hingga Mencapai Rp 200 Miliar

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan telah terjadi 371 peristiwa kebakaran di ibu kota sepanjang Januari hingga pertengahan Juli 2025.
Adapun BPBD DKI mencatat total kerugian material dalam peristiwa itu ditaksir mencapai Rp 200 miliar. Mayoritas insiden kebakaran dipicu oleh korsleting listrik di kawasan permukiman padat.
Kepala Pusat Data dan Informasi BPBD DKI, Mohamad Yohan mengatakan pentingnya kesadaran warga terhadap keamanan instalasi listrik sebagai upaya pencegahan.
Lantas ia pun mengimbau, masyarakat untuk rutin memeriksa instalasi listrik secara berkala.
"Jangan pakai kabel sembarangan, gunakan perangkat listrik yang berstandar SNI atau resmi, dan hindari penggunaan colokan bertumpuk," tegas Yohan kepada wartawan, Selasa (22/7).
Pemerintah kota dan kecamatan diimbau menggiatkan patroli dan inspeksi lingkungan, khususnya di kawasan pemukiman informal dan rumah tinggal padat yang rentan terhadap insiden kelistrikan.
Lebih lanjut, BPBD juga mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan warga, termasuk dengan menyiapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di rumah, khususnya di lingkungan padat penduduk yang rawan kebakaran. Selain itu, warga diminta untuk mencabut peralatan listrik jika hendak meninggalkan rumah dalam waktu lama.
Yohan menuturkan, pihaknya bersama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI terus melakukan edukasi langsung ke wilayah-wilayah rawan untuk menekan angka kejadian serupa.
"Kami turun langsung ke lapangan untuk mengedukasi warga. Jika terjadi keadaan darurat, segera hubungi Jakarta Siaga 112. Layanan ini gratis dan siaga 24 jam," kata dia.
Tingginya angka kebakaran juga menjadi peringatan bagi pemerintah daerah dan masyarakat untuk tidak mengabaikan faktor-faktor pemicu yang kerap dianggap sepele. (Asp)