Pangsa Pasar Mobil Listrik Meningkat Drastis di 2025

Penjualan mobil listrik di Indonesia terus menunjukkan tren positif sepanjang paruh pertama tahun 2025.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang dipublikasikan Kementerian Perindustrian mengungkap, kendaraan berbasis baterai mulai mencuri perhatian pasar, sementara dominasi mobil bermesin konvensional (ICE) semakin menyusut.
Dari total 374.740 unit kendaraan roda empat yang terjual sepanjang Januari–Juni 2025, mobil listrik murni atau Battery Electric Vehicle (BEV) berhasil mencatat penjualan 36.611 unit.
Ilustrasi mobil listrik, kendaraan listrik.
Artinya, pangsa pasar BEV kini telah mencapai 9,77 persen, tertinggi sepanjang sejarah kehadiran mobil listrik di Tanah Air.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama di tahun 2021, pangsa pasar BEV masih berada di angka 0,08 persen.
Lompatan ini menandai pertumbuhan yang luar biasa hanya dalam empat tahun terakhir.
Sementara itu, Hybrid Electric Vehicle (HEV) juga menunjukkan pertumbuhan yang solid.
Dengan total penjualan 27.208 unit, mobil hybrid kini menguasai 7,26 persen dari total pasar mobil penumpang.
Jumlah ini naik drastis dibandingkan tahun 2021 yang hanya mencatatkan penjualan 2.473 unit (0,28 persen).
in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) mulai menunjukkan geliat meski angkanya masih kecil.
Sepanjang semester I-2025, tercatat ada 1.719 unit PHEV yang terjual, atau sekitar 0,46 persen dari total pasar.
Sebaliknya, mobil dengan mesin Internal Combustion Engine (ICE) mulai kehilangan cengkeraman.
Pangsa pasarnya menyusut menjadi 82,51 persen, turun tajam dari 99,64 persen pada 2021.
Total penjualan mobil ICE hanya mencapai 309.200 unit, menurun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, menilai tren ini sebagai sinyal kuat bahwa konsumen di Indonesia mulai beralih ke kendaraan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa kebijakan dan insentif pemerintah mulai membuahkan hasil. Tren ini menjadi indikasi kuat bahwa transisi menuju transportasi rendah emisi di Indonesia sedang berjalan ke arah yang tepat,” kata dia, Kamis (31/7/2025).
Pemerintah sendiri telah menggulirkan berbagai kebijakan pendukung, mulai dari insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), bea masuk 0 persen untuk kendaraan listrik, hingga percepatan pembangunan ekosistem baterai dan rantai pasok.
Meski pertumbuhan mobil listrik sangat menjanjikan, tantangan seperti infrastruktur pengisian daya, harga jual, serta persepsi konsumen terhadap keandalan kendaraan listrik masih menjadi pekerjaan rumah besar.
Namun demikian, dengan proyeksi penjualan yang masih terus menanjak di paruh kedua tahun ini, bukan tidak mungkin total penjualan mobil listrik—baik BEV, HEV, maupun PHEV—akan menembus 20 persen dari total pasar kendaraan roda empat nasional pada akhir 2025.