Kronologi Dugaan Pencurian Teknologi AI Grok oleh Eks Pegawai Elon Musk

CEO perusahaan roket SpaceX dan mobil listrik Tesla, Elon Musk menggugat salah satu mantan karyawan perusahaan kecerdasan buatan (AI) miliknya, xAI.
Gugatan ini diajukan ke pengadilan federal California Utara, AS pada 28 Agustus 2025 lalu.
Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa mantan karyawan xAI bernama Xuechen Li diduga telah mencuri informasi rahasia teknologi AI Grok yang diklaim lebih canggih dari ChatGPT.
Grok adalah produk chatbot milik xAI, pesaing dari ChatGPT milik OpenAI. Rahasia yang dicuri tersebut dianggap bisa membuat OpenAI lebih unggul dalam persaingan chatbot dan industri AI.
Li bergabung dengan xAI sebagai teknisi AI pada Februari 2024. Saat itu, ia menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) yang mengikat seluruh informasi dan teknologi xAI.
Gerak-gerik aneh Li agaknya sudah bisa terlihat sejak Juni-Juli 2025 lalu. Kala itu, ia konon menjual saham xAI yang ia miliki senilai 7 juta dollar AS (sekitar Rp 115 miliar).
Pada 25 Juli 2025, Li diduga mengunduh semua data rahasia xAI ke perangkat pribadinya, dan tiga hari kemudian, ia menyatakan akan mengundurkan diri dari perusahaan. Kabarnya, saat itu ia telah menerima tawaran pekerjaan dari OpenAI.
Li menandatangani surat pengunduran diri pada 1 Agustus 2025, yang menyatakan bahwa ia akan tetap mematuhi perjanjian kerahasiaan xAI setelah berhenti bekerja di perusahaan tersebut. Namun, Li disebut tidak sepenuhnya mematuhi perjanjian.
Kemudian, pada 11 Agustus 2025, xAI menemukan adanya indikasi pencurian data yang diduga dilakukan oleh Li. Indikasi ini terkait dengan aktivitas Li yang terdeteksi mengubah sejumlah kata sandi untuk akun-akun penting di xAI, sebelum keluar dari perusahaan.
Selanjutnya pada 14-15 Agustus 2025, Li disebut mengakui pencurian data xAI kepada kantor hukum Winston & Strawn.
Lalu pada 18 Agustus 2025, Li menandatangani dokumen penyerahan semua akun dan otorisasi selama ia bekerja di xAI. Namun kabarnya, Li tak mengisinya secara lengkap.
Li lantas mulai bekerja di OpenAI pada 19 Agustus 2025. Lebih dari seminggu ia bekerja, xAI memberikan "tamparan" bagi Li, yaitu menggugatnya dengan tuduhan mencuri rahasia perusahaan terkait pengembangan Grok.
Apa saja yang dicuri Li?
Layar yang menampilkan logo Grok, chatbot kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) yang dikembangkan oleh xAI, perusahaan Amerika Serikat milik Elon Musk, saat ditayangkan di Toulouse, Perancis, 13 Januari 2025.
Seperti disebutkan di atas, Li dituduh mencuri rahasia xAI dan membagikannya ke OpenAI.
Secara detail, rahasia yang dibagikan Li kabarnya meliputi kode sumber dan model AI Grok, termasuk arsitektur model, parameter, serta metode pelatihan terbaru yang diusung xAI.
Lalu, Li juga diduga mencuri dokumentasi internal dan catatan penelitian terkait beragam riset teknologi AI yang sedang dikembangkan xAI.
Hal lainnya yang kabarnya dicuri Li adalah data pelatihan dan konfigurasi eksperimen xAI, dataset yang telah dikurasi, prompt engineering, hasil fine tuning Grok, hingga berbagai file teknis lainnya.
Atas tindakan Li tersebut, xAI meminta kompensasi atas kerugian finansial yang timbul (tak disebutkan jumlahnya), serta meminta pengadilan mencegah Li bekerja di OpenAI selama proses hukum berlangsung.
Hingga kini, baik Li, OpenAI, maupun perwakilan hukum xAI belum memberikan komentar terkait gugatan yang dikirimkan Elon Musk ini.
Gugat Apple dan OpenAI soal persaingan di App Store
Sebelumnya, xAI juga sempat mengajukan gugatan kepada OpenAI dan Apple ke pengadilan federal Texas, AS pada Jumat (29/8/2025), sehari setelah gugatan kepada Li di atas.
Gugatan ini menuduh Apple dan OpenAI melakukan praktik monopoli terkait distribusi chatbot AI pada perangkat Apple.
Menurut xAI, kerja sama eksklusif Apple dengan OpenAI, terutama integrasi ChatGPT ke Siri, menciptakan hambatan pasar yang tidak adil bagi pesaing, termasuk Grok milik xAI.
Dalam dokumen pengadilan, xAI berpendapat bahwa kemitraan tersebut berpotensi mengunci pengguna Apple hanya pada ChatGPT, sehingga menekan kompetisi dan membatasi pilihan konsumen.
Elon Musk menyebut langkah Apple sebagai “penyalahgunaan kekuatan distribusi perangkat keras” untuk menguntungkan OpenAI.
xAI meminta pengadilan untuk memberikan ganti rugi finansial dan perintah pembatasan agar Apple tidak hanya menampilkan ChatGPT sebagai pilihan chatbot default
xAI meminta pengadilan memberikan ganti rugi finansial dan membatasi Apple agar tidak hanya menampilkan ChatGPT sebagai chatbot default di perangkat mereka, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari TesaaWorld, Selasa (2/9/2025).
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.