Ayah Elon Musk Sebut Perseteruan dengan Trump dengan Putranya seperti Pertengkaran Suami Istri

Ayah Elon Musk, Errol Musk, akhirnya angkat bicara soal ketegangan antara putranya dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dalam wawancara bersama Sky News di Moskow yang dirilis pada Senin (9/6/2025), Errol menyatakan keyakinannya bahwa perseteruan itu hanya bersifat sementara.
“Ini seperti pertengkaran antara suami dan istri. Semua orang pernah mengatakan, ‘Saya tidak akan pernah berdamai,’ tapi akhirnya mereka baikan juga,” ujar Errol santai.
Errol mengaku sempat terkejut ketika mengetahui bahwa Elon terlibat perseteruan secara terbuka dengan Trump.
“Saya sangat terkejut. Tapi Elon adalah orang yang sangat kuat pendirian."
"Dia tidak suka disuruh-suruh atau ditekan secara sepihak,” katanya.
Ia menyebut tekanan mental dan fisik yang dialami Elon bisa menjadi salah satu pemicu.
“Mereka (Elon dan timnya) mengalami lima bulan yang sangat berat, tanpa tidur, tanpa istirahat."
"Saat semua lawan politik disingkirkan dan tinggal dua orang kuat, maka keduanya akan saling bentrok.”
Meski demikian, Errol tetap yakin bahwa Elon dan Trump akan kembali berdamai.
“Saya yakin ini akan berakhir baik. Mungkin segera. Mungkin besok,” tambahnya.
Ia juga mengungkapkan isi pesan dari Elon yang berbunyi, “Jangan khawatir, kami sedang membereskannya.”
Ketegangan Elon Musk dan Donald Trump
Komentar Errol datang di tengah memanasnya hubungan Elon Musk dan Donald Trump yang belakangan saling serang di media sosial.
Perseteruan ini bermula ketika Elon Musk menuduh Trump terlibat dalam kasus Jeffrey Epstein.
Dalam unggahan di media sosial miliknya, yang kini telah dihapus, Elon menulis:
“Saatnya melempar bom besar: @realDonaldTrump ada dalam berkas Epstein. Itu sebabnya dokumen tersebut belum dibuka ke publik.”
Meski tidak disertai bukti konkret, unggahan itu langsung menimbulkan kehebohan.
Beberapa jam kemudian, Musk menghapus semua unggahan terkait.
Tak lama berselang, Elon kembali melontarkan kritik terhadap RUU pajak dan pengeluaran federal yang didorong oleh Trump. Ia menyebutnya sebagai “Abominasi menjijikkan.”
Menurutnya, kebijakan tersebut bisa memperparah utang nasional Amerika Serikat.
Kritik ini diikuti dengan pengunduran dirinya dari jabatan pimpinan Department of Government Efficiency (DOGE), lembaga bentukan Trump yang sebelumnya dipimpin langsung oleh Musk.
Di sisi lain, Trump hanya merespons kritik Elon dengan sikap yang dingin.
“Saya kira hubungan kami sudah berakhir. Saya terlalu sibuk mengurus hal lain,” tegas Trump kepada NBC.
Trump juga mengancam akan memberikan konsekuensi serius jika Musk membiayai kandidat dari Partai Demokrat yang menentang kebijakan ekonomi Partai Republik.
Diketahui, Elon Musk selama ini adalah salah satu pendukung keuangan utama kampanye Trump pada Pilpres 2024, serta tokoh kunci dalam tim kebijakan pemerintah.
Ayah Elon Musk, Errol Musk.
Errol Puji Rusia dan Kritik Media Barat
Dalam wawancara yang sama, Errol Musk juga menyinggung dinamika geopolitik. Ia menyampaikan pujiannya terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai sosok “stabil dan menyenangkan,”
Ia juga mengkritik keras media Barat yang dianggap selalu menyudutkan Rusia.
“Media palsu di Barat menyebarkan omong kosong total. Mereka selalu memosisikan Rusia sebagai musuh, padahal itu tidak benar,” kata Errol.
Errol juga menyebut bahwa Elon berniat menjalin kerja sama eksplorasi luar angkasa dengan Rusia, meski saat ini SpaceX menghentikan pengoperasian wahana Dragon usai Trump mengancam membatalkan kontrak pemerintah.
Harapan Errol untuk Rekonsiliasi
Meski Trump secara terbuka menyatakan tidak berniat berdamai, Errol masih menyimpan harapan.
“Trump harus memahami Elon. Dan Elon juga harus mempertimbangkan kebutuhan negara,” tutup Errol.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Elon Musk maupun pihak Gedung Putih atas pernyataan Errol.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Ayah Elon Musk Yakin Perseteruan dengan Trump Hanya Sementara: Seperti Suami Istri Bertengkar".