Bukan Sekadar Android Biasa, Google Pixel 10 Hadir dengan Teknologi ‘Gaib’ dan AI Canggih, Bikin iPhone Ketar Ketir!

Dunia smartphone kembali diguncang dengan kejutan besar dari Google. Tanpa banyak pengumuman sebelumnya, raksasa teknologi asal Mountain View itu resmi memperkenalkan Google Pixel 10, Pixel 10 Pro, dan Pixel 10 Pro XL.
Kehadiran seri terbaru ini langsung memicu euforia karena bukan hanya sekadar upgrade biasa, melainkan membawa inovasi besar yang bisa mengubah peta persaingan di segmen premium.
Salah satu hal paling mencuri perhatian adalah penggunaan chipset Google Tensor 5 yang kini diproduksi TSMC. Prosesor ini diklaim lebih efisien, lebih stabil, dan punya fokus utama pada pemrosesan AI.
Ditambah lagi, Google membawa fitur revolusioner bernama Pixel Snap, teknologi yang membuat Pixel 10 kompatibel penuh dengan aksesori MagSafe Apple. Strategi ini dinilai sebagai langkah cerdas untuk memikat pengguna iPhone agar bisa beralih tanpa kehilangan ekosistem yang sudah mereka miliki.
Tak berhenti di situ, Pixel 10 juga dijejali sederet fitur berbasis kecerdasan buatan yang belum pernah ada sebelumnya di smartphone Android. Mulai dari AI yang bisa memberikan arahan pose saat memotret, hingga kemampuan mengedit foto dengan perintah suara.
Semua ini membuat banyak pengamat berani menyebut Pixel 10 sebagai ancaman serius bagi dominasi iPhone.
Berikut ulasan lengkap keunggulan dan kelemahan Pixel 10 series.
1. Desain Premium dengan Sentuhan Baru
Google tetap mempertahankan desain ikonik Pixel dengan modul kamera horizontal, namun Pixel 10 series hadir dengan sentuhan yang membuatnya terasa lebih modern.
Pixel 10 standar: Punggung glossy dengan bingkai matte, terlihat elegan dan stylish.
Pixel 10 Pro: Kebalikannya, punggung matte dipadukan dengan bingkai glossy yang memberi kesan lebih mewah.
Keduanya kini membawa lensa telefoto tambahan, sehingga secara visual semakin mirip.
Kotak penjualannya sederhana, hanya berisi unit ponsel, kabel pengisian, SIM ejector, dan dokumen. Meski minimalis, kesan premium tetap terjaga.
2. Spesifikasi Dewa dengan Tensor 5
Google Pixel 10 series ditenagai oleh chipset Google Tensor 5 hasil produksi TSMC. Prosesor ini jadi sorotan utama karena sebelumnya Tensor selalu diproduksi Samsung Foundry.
Pixel 10 hadir dengan layar OLED 6,3 inci 120Hz, baterai 5030 mAh pengisian 30W, dan kamera 48MP utama, 13MP ultrawide, serta 10.8MP telefoto 5x optical zoom.
Pixel 10 Pro lebih tangguh dengan layar LTPO 1-120Hz, RAM hingga 16GB, kamera ultrawide dan telefoto lebih besar, plus kamera selfie 42MP.
Pixel 10 Pro XL jadi varian terbesar dengan layar lebih lebar, baterai lebih jumbo, dan fast charging 45W.
Menariknya, meski punya prosesor baru, skor Antutu Pixel 10 Pro XL justru lebih rendah dibandingkan Pixel 9 Pro XL. Hal ini menimbulkan pertanyaan: apakah Tensor 5 memang sengaja dioptimalkan untuk AI, bukan sekadar performa mentah?
3. Pixel Snap: MagSafe Versi Android
Gebrakan besar lain yang langsung mencuri perhatian adalah hadirnya Pixel Snap. Fitur ini memungkinkan Pixel 10 series kompatibel dengan aksesori MagSafe Apple.
Langkah ini dinilai sangat strategis karena memudahkan pengguna iPhone yang ingin pindah ke Android tanpa harus membeli ulang aksesori. Dengan Pixel Snap, Google berhasil menghapus salah satu hambatan terbesar dalam “switching cost” ekosistem.
4. AI Futuristis yang Membuat Pixel Berbeda
Google memaksimalkan keunggulannya di bidang AI dan membenamkannya ke dalam Pixel 10 series.
Camera Coach: AI yang memberikan arahan pose saat pengguna berfoto, membuat hasil lebih natural.
Conversational Editing: Fitur edit foto hanya dengan perintah suara. Meski belum berjalan sempurna di unit review awal, potensinya sangat besar.
Magic Compose: AI yang bisa merangkum data pengguna untuk membalas pesan dengan gaya bahasa yang sesuai.
Semua fitur ini menunjukkan ambisi Google menjadikan Pixel 10 bukan sekadar ponsel, melainkan asisten pintar dalam genggaman.
5. Catatan dan Kekurangan
Meski penuh inovasi, Pixel 10 series tidak lepas dari beberapa catatan:
Skor benchmark lebih rendah dari pendahulunya menimbulkan keraguan di kalangan pengguna yang mengejar performa gaming atau raw power.
Beberapa fitur AI, terutama Conversational Editing, belum berfungsi optimal.
Harga yang tetap berada di segmen premium bisa menjadi kendala bagi pengguna yang mencari flagship lebih terjangkau.
Meski begitu, Google jelas ingin memposisikan Pixel 10 sebagai smartphone yang mengedepankan pengalaman pengguna ketimbang sekadar adu angka benchmark.
Dengan chipset Tensor 5 yang lebih efisien, fitur Pixel Snap yang kompatibel dengan MagSafe, dan sederet inovasi AI futuristis, Google Pixel 10 series layak disebut sebagai ancaman paling serius bagi dominasi iPhone.
Apakah Pixel 10 akan benar-benar membuat Apple ketar-ketir? Waktu yang akan menjawab. Namun yang jelas, Google sudah mengambil langkah besar yang berpotensi mengubah persaingan smartphone premium di level global.