Awas Tertipu Saat Beli Ban Bekas Secara Online

Membeli ban mobil bekas secara online kini menjadi pilihan banyak konsumen karena praktis dan harganya yang lebih terjangkau.
Namun, tanpa kehati-hatian, risiko tertipu atau mendapatkan ban yang tidak layak pakai cukup tinggi.
Menurut Madok, pemilik MW Wheels di Jakarta Selatan, sebelum membeli ban bekas online, konsumen sebaiknya mengecek detail kondisi ban, termasuk tanggal produksi, kedalaman tapak, serta riwayat pemakaian ban tersebut.
"Pastikan melihat foto dan video ban secara lengkap, termasuk sisi dan tapaknya. Jangan tergiur harga murah tanpa memastikan kondisi fisik ban. Periksa juga reputasi penjual dan review dari pembeli sebelumnya," kata Madok kepada Kompas.com, Rabu (3/9/2025).
Madok menambahkan, pembeli juga perlu menanyakan apakah ban pernah mengalami benturan keras, overheat, atau kerusakan lain yang bisa mengganggu struktur ban.
"Ban yang pernah rusak secara struktural tetap berisiko meski tampilan luarnya masih mulus," ujarnya.
Ilustrasi ban mobil bekas.
Selain itu, konsumen harus memastikan kedalaman tapak ban masih aman, minimal 1,6 mm untuk ban mobil penumpang.
"Tapak tipis berisiko selip, apalagi saat hujan. Jangan membeli ban yang sudah hampir habis," kata Madok.
Untuk transaksi online, Madok menyarankan menggunakan platform terpercaya dengan sistem pembayaran aman.
"Kalau memungkinkan, minta video ban saat diputar atau digerakkan agar bisa menilai ada tidaknya benjolan atau kerusakan tersembunyi," ujarnya.
Keselamatan lebih penting daripada harga. Lebih baik membeli ban bekas sedikit lebih mahal tapi aman, daripada menyesal di jalan.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.