Cara Hindari Penipuan Segitiga Saat Beli Kendaraan Bekas

Penipuan segitiga dalam jual-beli kendaraan bekas makin sering terjadi, terutama di platform online.
Modusnya yaitu pelaku mengambil gambar dan informasi kendaraan dari iklan milik pemilik sah, lalu mengiklankan ulang kendaraan tersebut dengan harga jauh lebih murah untuk menarik korban.
Saat calon pembeli tertarik, pelaku menghindari pertemuan langsung. Sebagai gantinya, pembeli diarahkan untuk bertemu dengan orang ketiga, seperti "saudara", "teman", atau "karyawan".
Ilustrasi jual beli motor bekas.
Skema ini membuat proses transaksi tidak transparan, dan sering kali melibatkan dokumen kendaraan yang sudah dipalsukan.
Fahmi Hatta, CEO PT Inspeksi Mobil Jogja, menjelaskan bahwa banyak konsumen terjebak karena tergoda harga murah.
“Biasanya mereka tidak mau bertemu langsung. Akhirnya transaksi dilakukan dengan pihak yang bukan pemilik asli kendaraan,” ujarnya kepada Kompas.com, belum lama ini.
Perusahaan pembiayaan PT Mandiri Utama Finance (MUF) mengadakan Mobil Bekas Expo (MOBEX) pada tanggal 14-23 Maret 2025 di BroomHive Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Tips Menghindari Penipuan Segitiga
Agar tidak terjebak dalam skema penipuan seperti ini, berikut beberapa langkah penting yang wajib dilakukan calon pembeli kendaraan bekas:
1. Pastikan Transaksi Dilakukan Langsung dengan Pemilik Asli
Hindari melakukan transaksi dengan perantara yang tidak jelas identitasnya. Minta bukti kepemilikan sah dan cocokkan dengan identitas pribadi.
2. Cek Keaslian Dokumen Kendaraan
Lakukan verifikasi langsung ke Samsat atau lembaga resmi terkait STNK dan BPKB. Jangan hanya percaya pada foto atau salinan.
3. Jangan Tergiur Harga Miring
Harga yang terlalu murah dari pasaran patut dicurigai. Bandingkan harga pasaran kendaraan sejenis sebelum memutuskan membeli.
4. Gunakan Jasa Inspeksi Pihak Ketiga
Bila ragu dengan kondisi kendaraan atau keabsahan dokumen, gunakan layanan inspeksi independen yang terpercaya. Kewaspadaan dan verifikasi menyeluruh adalah kunci utama dalam proses pembelian.