BMW Beri Komentar Terkait Gugatan ke BYD soal Merek M6

Merek mobil premium BMW belum lama ini melayangkan gugatan kepada BYD, terkait penamanaan model atau merek dagang yang sama antara BMW M6 dan BYD M6.

Untuk diketahui, BMW mengajukan gugatan terkait penggunaan nama M6 pada MPV listrik BYD, yang dianggap melanggar hak kekayaan intelektual BMW.

Gugatan terdaftar pada 26 Februari 2025 dengan nomor perkara 19/Pdt.Sus HKI/Merek/2025/PN Niaga Jkt.Pst. Saat ini kasus sudah masuk persidangan pada 6 Maret 2025, di Pengadilan Niaga, Jakarta Pusat.

BMW mengatakan telah mendaftarkan merek M6 di Indonesia sejak 20 Agustus 2015 untuk kategori kendaraan bermotor.

Merek asal Jerman itu juga telah menggunakan nama M6 secara global untuk seri mobil sport mewah sejak 1983. Sementara BYD, baru mendaftarkan merek M6 pada 22 November 2024.

Jodie O’tania, Director of Communications BMW Group Indonesia mengatakan, saat ini pihaknya masih terus mengikuti proses hukum yang sedang berjalan.

BYD M6, BMW AG, BMW M6, BMW Beri Komentar Terkait Gugatan ke BYD soal Merek M6

Test drive BYD M6

“Saat ini sedang dalam proses, dan memang sudah ditangani oleh kuasa hukum dari BMW AG, karena memang ini kan tuntutan hukum dari BMW AG. Proses sedang berjalan dan sidang selanjutnya ada di bulan April,” ucap Jodie, saat ditemui di Tangerang, Senin (24/3/2025).

Jodie mengaku pihaknya tidak bisa berkomentar banyak mengenai hal tersebut lantaran adanya proses hukum yang masih berjalan.

Namun, ia menegaskan bahwa pihaknya ingin melindungi hak intelektual dari BMW agar tidak terjadi kebingungan di pasar terkait merek M6.

“Kalau dari BMW pasti kita ingin melindungi merek M6 yang sudah ada dalam waktu yang cukup lama. Yang kita inginkan adalah menghindari adanya kebingungan pelanggan di pasar, karena semua yang dilakukan BMW berkaitan dengan pelanggan,” kata Jodie.

Sementara itu, Luther Panjaitan, Head of Marketing, PR & Government Relations BYD Indonesia, sebelumnya sempat mengungkap harapan adanya jalan keluar yang baik dan adil bagi kedua belah pihak.

"Mudah-mudahan ada solusi yang adil kepada kedua belah pihak karena pada dasarnya ini mengenai kontribusi terhadap industri, pastikan kita lihatnya dari perspektif industri," ujarnya.