Apa Boleh Makan Apel dengan Kulitnya?

Apakah kulit apel aman dimakan setiap hari, kulit apel bisa dimakan atau tidak, kulit apel dimakan atau dibuang, kulit apel bisa dimakan, kulit apel mengandung apa, kulit apel boleh dimakan atau tidak, Apa Boleh Makan Apel dengan Kulitnya?

Apel yang dimakan dengan kulitnya mengandung vitamin lebih banyak dibanding yang tanpa kulitnya. Oleh sebab itu, apel boleh dimakan bersama kulitnya.

"Apel kaya nutrisi dan polifenol apel menjadi senyawa utama dari banyak manfaat kesehatan buah ini. Jadi makan apel, dengan kulit dan isinya, sebenarnya bisa menjadi cara yang paling sehat untuk mengonsumsi buah super ini," ucap ahli nutrisi, Dr. Joanna McMillan, dikutip dari SBS Food, Kamis (8/5/2025).

Rinciannya, apel dengan kulit mengandung vitamin K 332 persen lebih banyak, vitamin A 142 persen lebih banyak, vitamin C 115 persen lebih banyak, 20 persen kalsium lebih banyak, dan 19 persen kalium lebih banyak dibanding apel yang dikupas kulitnya.

Apel boleh dimakan dengan kulitnya, tapi..

Apakah kulit apel aman dimakan setiap hari, kulit apel bisa dimakan atau tidak, kulit apel dimakan atau dibuang, kulit apel bisa dimakan, kulit apel mengandung apa, kulit apel boleh dimakan atau tidak, Apa Boleh Makan Apel dengan Kulitnya?

Melonjaknya permintaan dan penjualan apel membuat buah ini biasanya ditambahi bahan-bahan kimia berupa pestisida, wax (lilin), dan pencuci kimia.

Dilansir dari Times of India, melonjaknya permintaan dan penjualan apel membuat buah ini biasanya ditambahi bahan-bahan kimia berupa pestisida, wax (lilin), dan pencuci kimia.

Tahun lalu, sebuah studi di jurnal Nano Letters dari American Chemical Society menunjukkan, kontaminasi pestisida pada apel berpotensi terserap lebih dalam dari kulit sehingga menembus ke lapisan daging buah. 

"Daripada menumbuhkan kekhawatiran yang tidak semestinya, penelitian ini menyatakan bahwa mengupas secara efektif dapat menghilangkan hampir semua residu pestisida, berbeda dengan praktik pencucian yang sering direkomendasikan," jelas profesor di School of Materials and Chemistry di China sekaligus penulis makalah tersebut, Profesor Dongdong Ye.