MPV Listrik X9 Dominasi Pemesanan Xpeng di Indonesia
Di tengah tantangan yang tengah terjadi di industri otomotif, manufaktur mobil asal Cina, Xpeng sebut justru mendapatkan respons positif terhadap model teranyar mereka yakni Xpeng X9.
Untuk diketahui, MPV (Multi Purpose Vehicle) mewah tersebut ditawarkan mulai Rp 990 jutaan sampai Rp 1,09 miliar.
Sedangkan model kedua yang dipasarkan merek ini di dalam negeri ialah SUV (Sport Utility Vehicle) Xpeng G6 seharga Rp 599 jutaan.
Pihak Xpeng mengungkapkan bahwa X9 justru mendominasi angka pemesanan, terkhusus setelah mereka menggelar pameran mal beberapa waktu lalu. Sayangnya, jumlah pasti SPK (Surat Pemesanan Kendaraan) model itu belum dapat diungkapkan.

“Sebagian besar sekitar hampir 60 persen pemesanan lari ke X9, sisanya di G6,” ungkap Hari Arifianto, VP Marketing Xpeng Indonesia di Jakarta Barat beberapa waktu lalu.
Dia tidak memungkiri bahwa segmen MPV premium mulai kedatangan berbagai rival kompetitif dari Tiongkok. Tetapi Hari percaya diri Xpeng X9 bisa menawarkan keunikan tersendiri buat para konsumen.
“Contohnya, dengan harga sedikit di atas kompetitor dari Cina itu kita bisa memberikan misalnya air suspension. Ini biasanya tampil di kendaraan-kendaraan di atas Rp 2 miliar,” kata Hari.
Selain itu, Xpeng X9 turut disematkan fitur rear wheel steering di mana ban belakang bisa ikut berbelok guna memudahkan pengemudi dalam bermanuver.
“Ini sangat unik dan fitur-fitur tadi tidak bisa ditambahkan sebagai aksesoris. Berarti dari riset dan pengembannya cukup kuat, membuat kami sangat yakin dengan positioning produk kita,” tegas Hari.
Menghadapi persaingan sengit tak hanya dari produk Cina tetapi juga Jepang dan Korea, pihak Xpeng menyebut akan fokus pada layanan seperti jaringan diler dan aftersales demi menarik minat pembeli.

Kemudian Xpeng masih akan melakukan mall exhibition di beberapa kota besar potensial lain yang belum dikunjungi.
Bicara soal diler resmi, Xpeng berkomitmen sepanjang 2025 akan ada enam outlet tersedia di berbagai wilayah.
“Kalau target (diler) kita tidak bisa spesifik, karena kita juga melihat dinamika market. Tetapi yang bisa saya sampaikan, kita tidak hanya berhenti di Jakarta,” ucap Hari.