Apa Itu Sepsis? Kenali Gejala, Penyebab, dan Kasus Kematian Bocah 4 Tahun di Sukabumi

jawa barat, cacingan, sepsis, sepsis adalah, apa itu sepsis, Raya bocah sukabumi, raya bocah cacingan, raya bocah cacing, Apa Itu Sepsis? Kenali Gejala, Penyebab, dan Kasus Kematian Bocah 4 Tahun di Sukabumi, Kondisi Saat Masuk Rumah Sakit, Bukan Karena Cacing Gelang, Klarifikasi Hoaks: Cacing Tidak Masuk ke Otak, Apa Itu Sepsis?, Penyebab dan Faktor Risiko, Gejala Sepsis, Penanganan Sepsis, Cara Mencegah Sepsis, Komplikasi Sepsis

Publik digemparkan oleh kabar meninggalnya Raya, bocah berusia 4 tahun asal Sukabumi, Jawa Barat diduga karena cacingan, ternyata sepsis.

Anak malang itu tumbuh di lingkungan dengan sanitasi buruk. Bagian bawah rumahnya dijadikan kandang ternak, tempat ia kerap bermain.

Kedua orangtuanya juga sedang sakit: sang ibu mengalami gangguan jiwa, sementara ayahnya menderita TBC dan menular ke Raya.

Raya sempat mendapat perawatan intensif di RSUD R Syamsudin SH, Sukabumi. Namun setelah sembilan hari dirawat, ia meninggal dunia pada Senin (21/7/2025) pukul 14.24 WIB.

Dokter yang menanganinya memastikan penyebab utama kematian adalah sepsis, bukan cacingan sebagaimana ramai disebut di media sosial.

Kondisi Saat Masuk Rumah Sakit

Dokter spesialis anak, dr. Sianne, Sp.A, mengungkapkan Raya tiba di IGD dalam keadaan tidak sadar.

Menurut keterangan keluarga, ia mengalami demam tinggi disertai penurunan kesadaran sejak sehari sebelum masuk rumah sakit.

“Pemeriksaan radiologi toraks menunjukkan adanya TBC paru aktif dan pneumonia,” kata Sianne, Selasa (26/8/2025). Dari hasil radiologi abdomen, ditemukan banyak cacing gelang dewasa namun tanpa tanda penyumbatan. “CT scan kepala juga mengonfirmasi meningitis,” lanjutnya.

Selama perawatan, tim medis memberikan terapi menyeluruh mulai dari obat anti-TB, antibiotik, obat untuk menjaga tekanan darah, hingga pemberian albendazole.

“Setelah obat cacing diberikan, pasien mengeluarkan cacing dalam jumlah banyak melalui buang air besar selama beberapa hari,” jelasnya.

Meski berbagai langkah dilakukan, kondisi Raya tidak membaik. “Penyebab langsung kematian Raya adalah sepsis, dengan faktor malnutrisi berat kwashiorkor dan stunting, serta penyakit dasar meningitis TBC stadium 3,” ujar Sianne.

Bukan Karena Cacing Gelang

Ketua Kolegium Parasitologi Klinik, Prof. dr. Agnes Kurniawan, Sp.Par.K, menegaskan bahwa kematian Raya tidak disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides).

“Penyebab kematian bukan cacing. Pasien sudah datang ke rumah sakit dalam keadaan kesadaran menurun,” katanya. Ia menambahkan, “Albendazole tidak langsung membunuh cacing, melainkan memicu migrasi keluar tubuh. Hasil foto abdomen juga tidak menunjukkan adanya sumbatan usus yang bisa menyebabkan peritonitis.”

Klarifikasi Hoaks: Cacing Tidak Masuk ke Otak

Kabar yang beredar di media sosial menyebutkan bahwa cacing masuk ke otak Raya, bahkan jumlahnya mencapai 1 kilogram. Hal ini dibantah dokter spesialis anak, Prof. dr. Anggraini, Sp.A(K).

“Berdasarkan pemeriksaan, ditemukan infeksi pada sistem saraf pusat dan sepsis. Cacing dewasa tidak bisa masuk ke otak, paru, atau jantung karena ukurannya terlalu besar,” jelasnya.

Sianne menambahkan, pihak rumah sakit juga tidak pernah menimbang jumlah cacing yang keluar. “Kami tidak melakukan penimbangan karena keluarnya cacing berlangsung bertahap selama beberapa hari,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa kasus Raya menjadi alarm penting tentang bahaya TBC lanjut, malnutrisi, dan infeksi parasit. “Masyarakat diimbau meningkatkan kesadaran soal gizi anak, sanitasi lingkungan, serta deteksi dini penyakit menular seperti TBC dan cacingan,” imbuhnya.

Apa Itu Sepsis?

Sepsis adalah kondisi medis serius akibat infeksi yang memicu peradangan luas dalam tubuh. Dilansir dari Kemenkes, peradangan ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah, sehingga organ vital seperti paru-paru, ginjal, dan jantung kekurangan oksigen dan nutrisi.

Pada kondisi parah, sepsis bisa berkembang menjadi syok septik, yaitu turunnya tekanan darah drastis yang tidak dapat diatasi hanya dengan cairan infus. Risiko kematian akibat syok septik bisa mencapai 50 persen.

Penyebab dan Faktor Risiko

Sepsis bisa timbul akibat berbagai infeksi, seperti pneumonia, infeksi saluran kemih, infeksi pencernaan, hingga infeksi kulit. Beberapa bakteri yang sering memicu sepsis adalah Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Streptococcus.

Orang dengan gangguan sistem imun, penderita penyakit kronis (misalnya diabetes, TBC, HIV/AIDS), hingga pasien pascaoperasi memiliki risiko lebih tinggi mengalami sepsis.

Gejala Sepsis

Tanda-tanda sepsis yang perlu diwaspadai antara lain:

  • Demam tinggi, menggigil, atau merasa sangat dingin
  • Napas cepat atau kesulitan bernapas
  • Jantung berdebar kencang
  • Kebingungan atau penurunan kesadaran
  • Produksi urine menurun
  • Kulit lembap atau berkeringat
  • Nyeri hebat pada tubuh

Penanganan Sepsis

  1. Pengobatan sepsis harus dilakukan segera di rumah sakit, meliputi:
  2. Pemberian antibiotik untuk melawan infeksi
  3. Menjaga aliran darah dan oksigen ke organ vital
  4. Drainase abses atau operasi bila ada sumber infeksi tertentu
  5. Hemodialisis bila fungsi ginjal terganggu

Cara Mencegah Sepsis

Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko sepsis antara lain:

  • Rajin mencuci tangan dan menjaga kebersihan diri
  • Merawat luka dengan benar agar tidak terinfeksi
  • Melakukan vaksinasi seperti vaksin pneumonia dan influenza
  • Mengelola penyakit kronis dengan baik
  • Menjaga pola makan sehat dan kecukupan gizi anak
  • Menjaga sanitasi lingkungan sekitar

Komplikasi Sepsis

Jika tidak tertangani dengan baik, sepsis dapat menimbulkan komplikasi serius, antara lain:

  1. Syok septik
  2. Gagal organ (paru-paru, ginjal, hati, atau jantung)
  3. Gangguan pembekuan darah (DIC)
  4. Kerusakan jaringan hingga berujung amputasi
  5. Gangguan kognitif atau neurologis, termasuk koma

Kasus kematian Raya menjadi pelajaran penting tentang pentingnya gizi anak, kebersihan lingkungan, serta deteksi dini penyakit menular.

Sepsis bukan hanya bisa menyerang orang dewasa, tetapi juga anak-anak, terutama mereka yang rentan karena malnutrisi atau penyakit kronis.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!