"Warga Jaga Warga”, Inisiatif Rungkut dan Joyoboyo Amankan Surabaya dari Aksi Anarkis

Surabaya, demo di surabaya, demo di surabaya hari ini, demo surabaya hari ini, warga jaga warga,

Momen demonstrasi yang berujung kerusuhan selama dua hari di Kota Surabaya, Jawa Timur, memantik kepedulian warga asli Kota Pahlawan untuk mengambil inisiatif menjaga keamanan permukiman mereka.

Upaya itu dilakukan warga yang bermukim di Kelurahan Kali Rungkut, Kecamatan Rungkut, Surabaya. Mereka secara swadaya membentuk komunitas bernama “Warga Rungkut Cinta Damai”.

Salah satu penggagas komunitas, Rojab, menyatakan prihatin melihat situasi yang sempat tak terkendali hingga berujung pada perusakan fasilitas publik, termasuk markas kepolisian.

“Ekspresi menyuarakan aspirasi di depan publik yang selama ini dapat berlangsung damai, aman, dan tertib, belakangan malah berujung keributan, kericuhan, hingga pembumihangusan fasilitas publik,” ujar Rojab, Senin (1/9/2025).

Berdasarkan prinsip “Warga Jaga Warga”, komunitas ini bertujuan mendukung kepolisian dalam mengantisipasi potensi kerusuhan agar tidak meluas.

Rojab menambahkan, warga setempat sepakat menjaga lingkungan mulai dari lingkup terkecil demi terciptanya ketenteraman bersama.

Sebagai bentuk kampanye keamanan dan ketertiban masyarakat, komunitas memasang spanduk yang menyuarakan solidaritas warga melawan anarkisme.

Salah satu spanduk bertuliskan: “AYO BERSATU UNTUK SURABAYA, HENTIKAN KEKERASAN LAWAN ANARKISME”. Ada pula spanduk menggunakan bahasa daerah khas Surabaya, seperti “REK OJOK WEDI LAWAN GERAKAN ANARKIS” dan “WES WAYAHE BANGKIT CAK. SUROBOYO KUDU TETEP AMAN”.

“Pesan itu menekankan pentingnya solidaritas sosial agar warga tidak mudah terhasut oleh provokator,” pungkas Rojab.

Surabaya, demo di surabaya, demo di surabaya hari ini, demo surabaya hari ini, warga jaga warga,

Suasana kemacetan Jalan Gubernur Suryo menuju Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jawa Timur yang sisi baratnya dibakat usai aksi massa sehari sebelumnya, Minggu (31/8/2025) malam.

Warga lain, Gatot, menambahkan bahwa tulisan kampanye perdamaian melalui spanduk diharapkan membuat masyarakat tidak takut menghadapi tindakan merusak dari kelompok tak bertanggung jawab.

“Kami membuat spanduk seruan yang dipasang di titik-titik strategis wilayah Rungkut. Kami juga mengajak masyarakat agar bersama-sama melawan aksi anarkisme jika sampai terjadi di lingkungan kami,” kata Gatot.

Partisipasi aktif masyarakat Surabaya juga terlihat di Joyoboyo, Wonokromo.

Viral di media sosial video amatir yang merekam puluhan warga berusaha menghalau kedatangan kelompok perusuh yang diduga hendak menyerang Mapolsek Wonokromo, pada Minggu (31/8/2025) dini hari.

Video itu diunggah akun Instagram Humas Polrestabes Surabaya, @humaspolrestabessby.

Dalam video, terlihat warga berlari sambil berteriak ke arah selatan menuju Jembatan Joyoboyo. Beberapa menenteng kayu, sebagian lainnya hanya mengepalkan tangan.

“Woy woy woy,” terdengar teriakan warga dalam video berdurasi 1 menit 55 detik.

Perekam video menjelaskan, momen itu menunjukkan warga sekitar Mapolsek Wonokromo ikut membantu aparat kepolisian menghalau massa perusuh.

Kapolsek Wonokromo, Kompol Hegy Renanta, membenarkan kedatangan massa tak dikenal tersebut. Ia menyampaikan apresiasi atas kesigapan warga Joyoboyo.

“Kami keluarga besar Polsek Wonokromo menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh warga Wonokromo, khususnya Joyoboyo, yang telah dengan sigap, tulus, dan penuh kepedulian membantu jajaran kepolisian dalam menghadapi serta menggagalkan aksi penyerangan dari kelompok anarkis,” ujarnya, Senin (1/9/2025).

Hegy menambahkan, kejadian tersebut membuktikan bahwa keamanan dan ketertiban masyarakat juga dapat dicapai melalui partisipasi seluruh elemen warga.

“Solidaritas, keberanian, dan kebersamaan yang ditunjukkan warga menjadi bukti nyata bahwa keamanan bukan hanya tugas aparat, melainkan hasil dari kekompakan seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

Gerakan serupa juga terlihat di depan Mapolsek Karang Pilang, Surabaya, pada Minggu (31/8/2025) dini hari.

TribunJatim.com mendapati belasan remaja berkerumun memblokade dua lajur Jalan Raya Mastrip, sekitar pukul 03.45 WIB, diduga merupakan sisa massa dari aksi sebelumnya.

Sekitar pukul 04.15 WIB, massa yang membawa kayu panjang dan bendera merah putih menyerang kerumunan warga dan polisi depan pagar Mapolsek Karang Pilang.

Namun, mereka berhasil dipukul mundur, dan satu orang berhasil diamankan polisi.

“Benar, kami mengamankan satu orang. Alhamdulillah berhasil kami lawan berkat bantuan warga sekitar. Terima kasih,” ujar Kanit Reskrim Polsek Karang Pilang, Iptu Lutfi, Minggu (31/8/2025).

Pasca pembakaran dan perusakan 21 Pos Polisi di Surabaya hingga Sidoarjo pada Jumat (29/8/2025), warga dan pengendara ojek online (ojol) juga membantu membersihkan sisa puing.

Mereka memperbaiki tiga lokasi Pos Polisi, yaitu Pos Polisi Taman Pelangi di Jalan Ahmad Yani, Pos Polisi U-Turn Kebun Binatang Surabaya (KBS), dan Pos Polisi depan Taman Bungkul, Jalan Darmo.

Eko Setiawan (50), pengemudi ojol, menyampaikan aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap kerusakan fasilitas publik akibat ulah oknum tak bertanggung jawab.

“Demo boleh, tapi tolong jangan rusak. Surabaya ini rumah kita, tempat kita mencari nafkah,” ujarnya di Pos Polisi KBS, Sabtu (30/8/2025).

Melalui gerakan “Warga Jaga Warga”, masyarakat Surabaya berharap dapat menciptakan lingkungan aman, damai, dan memperkuat sinergi dengan aparat kepolisian dalam menjaga ketertiban serta mencegah kerusuhan meluas.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Massa Tak Dikenal Serang Pos dan Markas Polisi di Surabaya, Warga Berinisiatif Jaga Keamanan

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com.