Nyamuk Gigit Orang Tertentu, Pakar Entomologi IPB Jelaskan Alasannya

nyamuk, Nyamuk, gigitan nyamuk, Pakar IPB, penyebab nyamuk menggigit, Nyamuk Gigit Orang Tertentu, Pakar Entomologi IPB Jelaskan Alasannya

Pernahkah Anda berada di satu ruangan dan mendapati hanya satu atau dua orang yang tampaknya menjadi target utama nyamuk, sementara yang lainnya nyaris tidak terganggu? Fenomena ini ternyata bisa dijelaskan secara ilmiah.

Nyamuk bukan hanya sekadar serangga pengganggu yang menyebabkan rasa gatal, tetapi juga berperan sebagai vektor penyakit berbahaya seperti demam berdarah dengue (DBD), malaria, dan sejumlah infeksi lain.

Menurut Dr. Supriyono, pakar entomologi dari IPB University, nyamuk memiliki kecenderungan memilih orang-orang tertentu sebagai sasarannya. Salah satu alasannya adalah produksi keringat. Orang yang lebih mudah berkeringat cenderung lebih sering menjadi korban gigitan nyamuk.

“Zat-zat seperti amonia dan asam laktat yang keluar bersama keringat menarik perhatian nyamuk. Selain itu, karbon dioksida (CO₂) yang dihembuskan saat bernapas dan suhu tubuh yang hangat juga menjadi pemicu utama nyamuk mendekat,” ungkapnya, seperti ditulis IPB University, Rabu (26/6/2025).

Penjelasan ini ia sampaikan saat menjalankan tugasnya sebagai dosen di Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis, IPB University.

Ia menambahkan bahwa keringat merupakan bagian dari sistem pengaturan suhu tubuh, dan senyawa hasil metabolisme yang ikut keluar lewat keringat dapat menjadi atraktan atau pemikat bagi nyamuk.

Oleh karena itu, menjaga kebersihan tubuh serta menggunakan produk pengusir nyamuk bisa menjadi langkah efektif untuk mencegah gigitan.

Darah manis

Terkait anggapan bahwa mengonsumsi makanan pahit seperti pare atau daun pepaya bisa membuat darah tidak disukai nyamuk, Supriyono menegaskan bahwa hal tersebut adalah mitos.

Demikian pula dengan kepercayaan bahwa makanan manis membuat darah lebih “lezat” bagi nyamuk.

“Hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa rasa darah memengaruhi perilaku nyamuk. Faktor utama yang memikat nyamuk adalah bau tubuh, keringat, CO₂, suhu kulit, dan warna pakaian—terutama yang gelap,” jelasnya.

Ia menekankan pentingnya edukasi berbasis sains untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat soal gigitan nyamuk.

Dengan memahami penyebab sebenarnya, kita dapat lebih efektif melindungi diri dan keluarga dari gangguan nyamuk serta risiko penularan penyakit yang ditimbulkannya.