Hasil Tes Lengkap Maka Cavalry, dari Desain hingga Biaya Servis

Maka Cavalry menjadi salah satu sepeda motor listrik lokal yang mencuri perhatian, terutama karena desainnya yang familiar.
Sekilas tampilannya menyerupai Yamaha NMAX atau Honda PCX, membuatnya langsung terasa akrab di mata masyarakat Indonesia.
Bodi besar dan proporsional memberikan kesan premium, namun desain sepatbor belakang kurang optimal. Cipratan air bisa mengotori jok saat hujan.
Test ride Maka Cavalry
Bagasi di bawah jok cukup dalam namun kurang lebar, menyulitkan penyimpanan barang berukuran besar. Behel belakang juga kurang nyaman digenggam, dan standar samping terasa kurang kokoh.
Dari sisi fitur, Maka Cavalry menawarkan pencahayaan full LED yang terang, rem cakram depan-belakang, mode berkendara Hi-Torque dan Hi-Regen, serta fitur mundur yang sangat membantu.
Namun, efek deselerasi di mode Hi-Regen terasa terlalu kuat, sebaiknya tersedia opsi pengaturan level. Klakson juga dinilai terlalu pelan.
Test ride Maka Cavalry
Impresi berkendara cukup meyakinkan. Posisi duduk ergonomis, suspensi belakang empuk, dan akselerasi halus membuat motor ini nyaman dikendarai di perkotaan.
Di mode Hi-Torque, performa responsif dan ringan untuk bermanuver, meski area dek agak sempit dan jok terasa kaku untuk perjalanan jauh.
Untuk konsumsi daya, Maka Cavalry terbilang hemat. Dalam uji coba rute harian sejauh 86 km, konsumsi listrik rata-rata hanya 35–45 Wh/km.
Test ride Maka Cavalry
Dengan baterai 4 kWh, jarak tempuh sekitar 100 km bisa dicapai. Biaya isi ulang hanya sekitar Rp 5.700 sekali cas, ideal untuk mobilitas harian.
Soal kepemilikan, harga tunainya Rp 35,85 juta, dengan skema cicilan mulai Rp 773.000 per bulan tergantung uang muka.
Biaya perawatan juga ramah kantong. Servis tahunan hanya Rp 390.000 dan pajak cuma Rp 35.000. Estimasi pengeluaran rutin per tahun hanya Rp 425.000.
Plus:
- Desain familiar dan menarik
- Fitur lengkap, termasuk rem cakram & mode berkendara
- Suspensi empuk dan akselerasi halus
- Biaya operasional sangat rendah
Minus:
- Bagasi sempit dan spakbor kurang protektif
- Jok keras dan dek kaki sempit
- Mode Hi-Regen terlalu agresif
- Klakson terlalu pelan