Rekayasa Lalu Lintas Demo 28 Agustus di Jakarta, Polisi Tegaskan Tetap Situasional

Polda Metro Jaya akan merekayasa arus lalu lintas selama unjuk rasa di Jakarta, khususnya di sekitar Istana, Mahkamah Konstitusi, dan DPR RI, saat demo 28 Agustus, Kamis (28/8/2025).
“Untuk konsep pelayanan penyampaian pendapat di muka umum, masih sama. Jadi, silakan masyarakat menyampaikan pendapat, diatur oleh undang-undang,” ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, Rabu (27/8/2025), dikutip Antaranews.
Rekayasa Arus Lalu Lintas Bersifat Situasional
Komarudin menjelaskan, rencana rekayasa arus lalu lintas sudah disiapkan, tetapi penerapannya akan bersifat situasional tergantung jumlah dan mobilitas massa yang hadir.
“Kalau pun jumlah massa banyak, yang mengharuskan menggunakan kapasitas ruas jalan, maka kami akan melakukan pengalihan. Jadi, sifatnya situasional,” jelasnya.
Jika massa demo dapat berbagi ruas jalan dengan pengguna lain, arus lalu lintas tetap berjalan normal. Hingga saat ini, menurut Komarudin, belum ada ruas jalan yang ditutup.
“Kalau memang jumlah massa tidak terlalu besar dan bisa berbagi ruas jalan dengan masyarakat lain, maka tidak kami alihkan. Jadi, aktivitas tetap berjalan, masyarakat semua tetap kita jalankan,” katanya.
Imbauan Agar Massa Tidak Masuk Jalan Tol
Komarudin juga mengimbau massa aksi untuk tidak memasuki jalan tol, mengingat kejadian sebelumnya sempat menimbulkan kemacetan panjang dan membahayakan pengendara.
“Kami tentunya sangat menyayangkan kalau sampai massa itu masuk jalan tol, apalagi sampai mengganggu aktivitas jalan. Ini tentu sangat-sangat disayangkan. Itu sudah ranah penegakan hukum,” tegasnya.
Menurut Komarudin, saat kejadian sebelumnya, polisi harus mengevakuasi kendaraan yang terjebak di tol. Arus kendaraan dialihkan melalui exit depan Polda, Tegal Parang, dan Slipi.
“Kami harus mengeluarkan yang di dalam tol itu untuk menjaga jangan sampai terjebak di tengah konflik. Kemudian yang dari arah barat, kami keluarkan di Slipi,” katanya.
Aksi Damai Tetap Diutamakan
Komarudin menekankan pentingnya aksi unjuk rasa yang tertib dan damai.
“Jadi, silahkan saja menyampaikan pendapat, itu sah-sah saja, namun jangan sampai ganggu aktivitas lain karena ada juga yang pulang, ada aktivitas lain dan sebagainya. Ini yang harus diperhatikan,” ujarnya.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!