Pemerintah Cina Mulai Gerah dengan Perang Harga Para Pabrikan
Para produsen mobil asal Cina tengah berebut konsumen di berbagai negara. Seluruh cara pun mereka tempuh.
Ambil contoh dengan langkah perang harga. Sejumlah manufaktur asal Tiongkok tercatat membanting banderol produk mereka serta memberikan diskon besar-besaran.
Hal itu membuat persaingan antar produsen semakin tidak sehat. Berpotensi memberikan dampak negatif bagi industri otomotif di sana.
Salah satunya adalah ancaman kebangkrutan. Lalu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sedang marak terjadi.

Berangkat dari hal di atas, Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi Cina coba memperingati BYD, Geely, Chery serta pabrikan lain agar tidak meneruskan perang harga.
“Potongan harga yang ugal-ugalan dapat merusak investasi penelitian dan pengembangan (produk),” ungkap seorang pejabat MIIT (Cina Ministry of Industry and Information Technology) di Xinhua pada Kamis (05/06).
Selain itu diskon dari para pabrikan di Cina juga dinilai dapat menurunkan kualitas produk maupun layanan mereka. Kemudian bisa menyebabkan masalah keselamatan yang merugikan hak-hak konsumen.
“Tidak ada pemenang dalam perang harga. Apalagi masa depan yang terjamin,” lanjut dia.
MIIT pun akan berupaya untuk mengendalikan persaingan yang merugikan di sektor otomotif. Salah satu cara dengan mendorong peningkatan struktur industri serta memperkuat inspeksi acak guna menjaga kualitas produk.
Selanjutnya mereka juga bakal menggandeng otoritas terkait dalam memerangi persaingan tidak sehat serta berencana membuat sebuah regulasi bila dirasa diperlukan.
Pejabat itu turut meminta para perusahaan untuk meningkatkan inovasi, kualitas produk serta layanan mereka. Kemudian memenuhi tanggung jawab sosial.
Langkah serupa ternyata juga dilakukan oleh Kementerian Perdagangan Cina. Mereka bakal berusaha untuk menciptakan persaingan antar industri otomotif yang sehat.
“Untuk mengatasi persaingan tidak sehat, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan juga akan meningkatkan pengawasan kepatuhan serta upaya perbaikan pasar,” ucap He Yongqian, Juru Bicara Kementerian Perdagangan Cina dalam laporan Xinhua yang lain.
Menurut Yongqian, keputusan tersebut diambil guna menjaga tatanan pasar yang adil maupun kompetitif.
Sementara menyitat Chinadailyasia, The China Auto Dealers Chamber of Commerce mengatakan bahwa saat ini para produsen sedang bergulat dengan kondisi sulit.

“Situasi memburuk secara signifikan sejak kuartal kedua karena gelombang diskon baru yang dipimpin oleh pemain EV (electric vehicle) utama,” kata mereka.
Oleh sebab itu mereka mendorong sebuah gerakan buat menolak diskon sembrono. Lalu kembali melakukan persaingan yang adil serta rasional.
“Perang harga mungkin menjadi berita utama. Tetapi menyeret seluruh industri ke dalam kemerosotan,” tegas mereka.