Jakarta tak Bisa Maju Sendirian, Pramono: Kota Penyangga Harus Saling Tolong-menolong

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung menegaskan, bahwa pentingnya pemerataan pembangunan.
Jadi, wilayah penyangga Jakarta baik Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), harus saling menolong untuk maju bersama.
Hal itu dikatakan Pramono saat menyambut kick off Panitia Antarkementerian/Non-Kementerian (PAK) Penyusunan Rancangan Peraturan Presiden tentang Rencana Induk Pembangunan Kawasan Aglomerasi (RIPKA) Jakarta di Gedung Kementerian PPN/Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).
"Saya ingin kota-kota di sekitar Jakarta ikut berkembang. Jakarta tidak bisa maju sendirian. Kalau Jakarta maju, kota penyangganya juga harus maju bersama," ucap Pramono.
Pramono Soroti Masalah Transportasi Umum di Jakarta
Ia pun menyoroti masalah transportasi umum. Saat ini, tingkat konektivitas transportasi di Jakarta sudah mencapai lebih dari 91 persen.
Namun, jumlah masyarakat yang rutin menggunakan transportasi publik masih di bawah 24 persen.
"Karena itu, kita perlu setengah memaksa masyarakat untuk beralih ke transportasi umum agar wajah Jakarta menjadi lebih baik," ucapnya.
Menurutnya, dampak dari rencana Kementerian PPN/Bappenas yang menginisiasi penyusunan RIPKA tidak hanya dirasakan kawasan aglomerasi, tetapi juga berpengaruh pada perekonomian nasional.
Jakarta menyumbang lebih dari 25 persen PDB nasional. Pada semester pertama kemarin, kontribusinya tercatat 16,61 persen.
"Belum lagi peran Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, hingga Cianjur yang secara signifikan memengaruhi wajah perekonomian nasional, baik dalam jangka pendek maupun panjang," ucapnya.
Kota Penyangga Jakarta Punya Peran Penting untuk Wujudkan Aglomerasi
Pramono menambahkan, sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024, Jakarta kini berstatus sebagai daerah khusus dengan kedudukan sebagai pusat perekonomian nasional sekaligus kota global.
Maka dari itu, kawasan Bodetabekjur memiliki peran penting dalam mewujudkan aglomerasi yang terintegrasi.
Ia juga mengungkapkan sejumlah inisiatif yang telah dilakukan Jakarta, termasuk pembukaan layanan Transjabodetabek untuk memperkuat integrasi transportasi antarwilayah.
Menurutnya, langkah ini berdampak pada penurunan tingkat kemacetan yang dikonfirmasi melalui survei TomTom Traffic Index, di mana Jakarta sudah keluar dari 10 besar kota termacet di dunia.
Lebih jauh, Pramono menegaskan, rencana besar ini harus ditindaklanjuti secara konkret. Tidak hanya terkait mobilitas manusia, tetapi juga menyangkut pengelolaan udara, air, dan limbah.
"Jakarta siap menjalankan ini dengan sungguh-sungguh. Setiap hari ada 4,4 juta jiwa yang keluar-masuk Jakarta, ditambah hampir 11 juta penduduk yang tinggal di kota ini. Jika tidak diatur dengan baik, hal ini bisa menjadi masalah besar di masa depan," tutupnya. (Asp)