Saat Timnas Indonesia Nikmati Ketajaman Ole Romeny, Arab Saudi Dilanda Seret Gol

Timnas Indonesia punya keunggulan dari Arab Saudi, pesaing langsung di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Kemenangan tipis 1-0 atas Bahrain pada 25 Maret di Jakarta menjadi penanda harapan Indonesia untuk menembus Piala Dunia 2026.
Walaupun peluangnya kecil, Skuad Garuda masih memiliki kesempatan untuk lolos langsung sebagai peringkat kedua grup.
Australia dan Arab Saudi menjadi pesaing berat Indonesia dalam perebutan tiket terakhir dari Grup C. Sementara, Jepang sudah dipastikan sebagai juara grup dan lolos ke Piala Dunia 2026.
Berbicara tentang rivalitas dengan Arab Saudi, Timnas Indonesia unggul dalam beberapa aspek.
Dalam hal head-to-head, Tim Merah Putih berhasil menahan imbang Arab Saudi 1-1 di Riyadh dan mencatatkan kemenangan 2-0 saat bermain di Jakarta.
Komposisi tim yang ideal juga menjadi faktor keunggulan Skuad Garuda dibanding Elang Hijau, julukan Arab Saudi.
Saat masih ditangani Shin Tae-yong, kelemahan Timnas Indonesia terletak di lini depan.
Kala itu, belum ada penyerang yang cukup mumpuni. Sementaram sektor belakang dan tengah dipenuhi banyak pemain berkualitas.
Namun, dengan pergantian pelatih ke Patrick Kluivert, Ole Romeny hadir sebagai solusi di lini ofensif Garuda.
Dalam dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 di bulan Maret, Romeny seolah menjadi kepingan yang hilang bagi Timnas Indonesia.
Striker berusia 24 tahun ini tampil mengesankan dengan mencetak dua gol dalam dua pertandingan melawan Australia dan Bahrain.
Menilik performa apik itu, Ole Romeny hampir dipastikan akan menjadi bagian dari starting XI Timnas Indonesia pada lanjutan kualifikasi bulan Juni mendatang.
Jika tidak ada kendala, Romeny diharapkan akan menjadi andalan di lini depan saat menghadapi China (5/6/2025) dan Jepang (10/6/2025).
Di sisi lain, Arab Saudi menghadapi situasi yang berbeda jelang pertemuan dengan Bahrain dan Australia pada Juni mendatang.
Pelatih Arab Saudi, Herve Renard, masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk menemukan striker yang tajam.
Selama enam laga terakhir di Grup C, Arab Saudi hanya mampu mencetak satu gol.
Satu-satunya gol tersebut dicetak oleh Salem Al Dawsari saat Arab Saudi mengalahkan China 1-0 pada 20 Maret.
Hal yang menarik, Al Dawsari bukanlah seorang penyerang tengah, melainkan pemain sayap.
Renard terlihat kebingungan dalam mencari solusi untuk masalah kemandulan penyerang-penyerang timnya.
Dalam enam laga terakhir, sang pelatih asal Perancis belum pernah menurunkan komposisi yang sama di lini depan.
Dia bahkan mengganti-ganti formasi demi menemukan solusi yang tepat.
Ketika kalah 0-2 dari Jepang pada 10 Oktober 2024, Arab Saudi yang masih dibesut Roberto Mancini menggunakan formasi 4-3-3 dengan trio Ayman Yahya, Firas Al Buraikan, dan Al Dawsari.
Ketika ditahan Bahrain 0-0 pada 15 Oktober 2024, formasi yang sama digunakan Mancini dengan trisula berbeda, yaitu Yahya, Al Buraikan, dan Marwan Al-Sahafi.
Dalam laga melawan Australia yang berakhir 0-0 pada 14 November 2024, Renard yang memulai tugasnya sebagai pengganti Mancini, menerapkan pola 4-1-4-1 dengan Saleh Al Shehri sebagai ujung tombak.
Format yang sama dipakai saat kalah 0-2 dari Timnas Indonesia pada 19 November 2024. Namun, saat itu striker yang diturunkan adalah Al Buraikan.
Adapun kemenangan 1-0 Arab Saudi atas China diraih dengan formasi 4-4-2 yang menampilkan Al Buraikan dan Musab Al Juwayr di lini depan.
Terakhir, saat menahan Jepang 0-0 pada 25 Maret 2025, Arab Saudi bermain defensif dengan pola 5-4-1, menempatkan Al Sahafi sebagai penyerang.
Kebingungan Renard dan kemandulan penyerang-penyerang Arab Saudi tentunya diharapkan berlanjut pada bulan Juni mendatang.
Jika Arab Saudi terus kesulitan mencetak gol, ini tentu akan menjadi keuntungan bagi Timnas Indonesia.
Skuad Garuda sangat berharap Australia dan Arab Saudi yang saat ini unggul dalam perolehan poin, dapat terpeleset dalam dua laga terakhir di Grup C.