Peringatan untuk Suporter Timnas Indonesia, FIFA Berikan Teguran Keras untuk PSSI

Suporter Timnas Indonesia vs Filipina di Kualifikasi Piala Dunia
Dukungan suporter Indonesia untuk Timnas kian mendapat sorotan dunia. Di mana pun Garuda bertanding, tribun stadion hampir selalu dipenuhi lautan merah-putih.
Tak hanya menyanyikan lagu-lagu penyemangat, aksi koreografi spektakuler seperti Gundala vs Godzilla saat melawan Jepang atau Garuda raksasa saat kontra Bahrain jadi bukti kreativitas tanpa batas.
Namun, pujian itu sempat tercoreng. Saat Indonesia menjamu Bahrain di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), muncul insiden dugaan rasisme yang dilakukan sejumlah oknum suporter.
Akibatnya, FIFA menjatuhkan sanksi denda sekitar Rp400 juta dan pemotongan kapasitas penonton sebesar 15 persen untuk laga kandang berikutnya.
Menjelang duel panas melawan China dalam lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada Kamis, 5 Juni 2025, Ketua Umum PSSI Erick Thohir angkat bicara. Ia menegaskan pentingnya menjaga sikap di tribune demi nama baik Indonesia.
"Saya rasa kita harus menjadi tuan rumah yang baik," ujar Erick usai menyaksikan latihan Timnas Indonesia di Stadion Madya, Senayan, Senin 2 Juni 2025.
"Kalau kemarin kita bisa menyambut suporter Arab Saudi, Jepang, Australia, dan Bahrain dengan baik, ya suporter China juga harus kita sambut dengan baik," tambahnya.
Erick mengingatkan, FIFA telah memberi teguran keras atas insiden sebelumnya. Ia tak ingin ada lagi diskriminasi dalam bentuk apapun—baik rasisme maupun xenofobia—yang merusak citra sepak bola nasional.
"Sepak bola tak boleh ada diskriminasi. Baik saat melawan tim luar negeri, tim nasional lain, maupun antarsesama di liga. Hal-hal seperti ini harus kita hentikan," tegasnya.
Apalagi, sekitar 3.000 suporter asal China diperkirakan bakal hadir langsung di SUGBK. Erick menekankan, Indonesia harus menunjukkan sikap terbuka dan ramah sebagai tuan rumah.
"Jangan sampai insiden kemarin terulang lagi. Kita harus jaga marwah sepak bola kita," pungkas Erick.