Cara Membuat Air Rebusan Daun Keji Beling untuk Batu Ginjal, Ini Resepnya!

daun keji beling, Daun keji beling, Mengolah daun keji beling, daun keji beling untuk batu ginjal, mengolah daun keji beling, resep daun keji beling, Cara Membuat Air Rebusan Daun Keji Beling untuk Batu Ginjal, Ini Resepnya!

Batu ginjal menjadi salah satu masalah kesehatan yang kerap menghantui banyak orang. Salah satu bahan alami yang mulai dilirik adalah menggunakan daun keji beling.

Tanaman herbal ini memiliki potensi sebagai pengobatan batu ginjal dengan pengolahan yang tepat.

Daun keji beling mengandung mineral seperti natrium dan kalium, dengan komponen utama kalium yang berfungsi menghancurkan batu ginjal,” jelas Ratnasari Dewi pada Jurnal “Pemanfaatan 12 Bahan Alami dan Pembuatan Resep Tradisional Warisan Leluhur untuk Meredakan Nyeri Akibat Batu Ginjal" (2024).

Mengolah daun keji beling untuk batu ginjal tidaklah sulit, beberapa cara bahkan cukup direbus atau ditambahkan dengan bahan-bahan lain.

Lalu, apa sih sebenarnya daun keji beling itu, dan bagaimana cara mengolah agar dapat bermanfaat untuk menyembuhkan batu ginjal? Berikut penjelasan lengkapnya!

Apa itu daun keji beling?

Melansir Buku "Atlas Tumbuhan Obat Indonesia" (2007) karya dr. Setiawan Dalimartha, keji beling atau yang memiliki nama ilmiah strobilanthes crispus ini merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan tepi sungai, tebing-tebing, serta sering ditanam sebagai tanaman pagar di pekarangan rumah.

Termasuk dalam tumbuhan semak, keji beling memiliki tinggi 0,5 sampai 1 meter dengan batang beruas, berbentuk bulat, bercabang, berambut kasar, dan berwarna hijau.

Daunnya tunggal, bertangkai pendek, dan letaknya saling berhadapan. Ciri-ciri daun keji beling memanjang atau hampir jorong, tepi bergerigi, ujungnya runcing, pangkal runcing, kedua permukaannya kasar, pertulangannya menyirip.

Pada beberapa daerah di Indonesia, tanaman ini juga disebut daun picah beling, enyoh kelo, kecibeling, kejibeling, atau ngokilo.

Disebut sebagai salah satu tanaman yang berkhasiat meluruhkan batu ginjal, kandungan yang terdapat dalam keji beling yaitu:

  • Saponin
  • Flavonoid
  • Glikosida
  • Sterol
  • Golongan terpen
  • Lemak
  • Mineral, termasuk kalium dengan kadar tinggi, asam silikat, natrium, dan kalsium

Nah, kandungan kalium yang bersifat diuretik kuat serta dapat melarutkan batu yang terbentuk dari garam kalsium oksalat dan kalsium karbonat pada kandung empedu, kandung kencing, dan ginjal.

Resep daun keji beling untuk batu ginjal

Mengolah daun keji beling untuk batu ginjal bisa dilakukan dengan berbagai cara. Berikut resep daun keji belin yang dapat dicoba di rumah:

1. Air rebusan daun keji beling

Cukup sediakan 3 lembar daun keji beling dan air bersih, lalu rebus hingga air tersisa satu gelas, angkat dan saring. Minum setelah cukup hangat.

2. Air rebusan daun keji beling, kumis kucing, dan umbi bidara

Selain keji beling, sediakan kumis kucing dan umbi bidara upas. Berikut cara membuatnya melansir dari Buku “812 Resep untuk Mengobati 236 Penyakit” karya Arief Hariana:

Bahan-bahan:

  • Umbi bidara upas: 10 gram
  • Kumis kucing: 10 gram
  • Daun keji beling: 15 gram
  • Air: 1 liter

Cara membuat

  • Potong umbi bidara upas, kemudian rebus bersama kumis kucing dan daun keji beling hingga air tersisa 150 cc.
  • Setelah dingin, saring, dan minum tiga kali sehari, masing-masing 50 cc.

3. Air rebusan daun keji beling dan tongkol jangung muda

Cukup dua bahan saja, inilah cara membuat daun keji beling yang bermanfaat untuk batu ginjal:

Siapkan 1 gengang daun keji beling dan 4 buah tongkol jagung muda, rebis dengan 2 liter air, tunggu hingga tersisa 1 liter. Biarkan dingin, saring, dan konsumsi dalam sehari.

Jadi, mengolah daun keji beling untuk meluruhkan batu ginjal sangat mudah dan bisa direbus. Beberapa resep mengkombinasikan dengan beberapa bahan herbal lain, namun ada juga yang direbus tanpa tambahan bahan lain.

Resep-resep di atas bisa menjadi pilihan praktis untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah pembentukan batu ginjal, namun konsumsi harus tetap dalam batas wajar, dan sebaiknya konsultasikan dengan dokter jika memiliki keluhan kondisi kesehatan khusus.