Wujudkan Konsep Smart City untuk Jakarta, Pemprov DKI Targetkan Punya 5.000 CCTV di 2026

Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfotik) DKI Jakarta, Budi Awaludin, menjadi pembicara dalam sesi Fireside Chat bertajuk 'Powering Jakarta’s Smart City Future with Data, AI, and Citizen-Centric Innovation' pada gelaran SAS Innovate di Singapura.
Acara ini mempertemukan para pemimpin kota, pelaku industri, dan pakar teknologi untuk membahas pemanfaatan data dan kecerdasan buatan dalam membangun kota cerdas yang inklusif dan adaptif.
Budi menyatakan, konsep smart city bagi Jakarta bukan sekadar menambah teknologi, melainkan pendekatan terpadu yang memadukan data, teknologi, dan keterlibatan warga untuk menjawab tantangan perkotaan yang kompleks.
Menurut dia, kota dikatakan cerdas ketika mampu merespons kompleksitas dengan adaptif dan empati terhadap warganya.
"Visi kami adalah Jakarta sebagai pusat perekonomian nasional dan kota global, dengan kualitas hidup yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, dan akses yang setara bagi semua warga," ujar Budi di hadapan ratusan peserta SAS Innovate, pada Rabu (13/8).
Budi menjelaskan, saat ini Jakarta berada di peringkat ke-74 Global City Index dan menargetkan masuk 20 besar dunia pada 2045, bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan Indonesia.
Upaya tersebut diwujudkan melalui penguatan layanan publik berbasis digital, seperti aplikasi JAKI (Jakarta Kini) yang menjadi superapp resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"JAKI mengintegrasikan berbagai layanan publik, mulai dari pengaduan warga, pemantauan kualitas udara, hingga peringatan dini bencana, dan telah direplikasi di sejumlah daerah lain di Indonesia," terangnya.
Selain itu, Jakarta terus memperluas infrastruktur teknologi, termasuk pengoperasian 1.500 CCTV dengan target 5.000 unit pada 2026, serta pemanfaatan synthetic data untuk uji coba kebijakan sebelum diterapkan.
"Prinsip kami sederhana: data harus dapat diakses, dipercaya, dan digunakan untuk pengambilan keputusan yang berdampak. Data bukan hanya dikumpulkan, tetapi dikontekstualisasikan untuk berpikir dan bertindak," tutur Budi.
Melalui forum SAS Innovate ini, Pemprov DKI Jakarta menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, baik dengan pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat, untuk membangun ekosistem inovasi yang mendukung keberlanjutan kota.
“Kami ingin menjadikan Jakarta sebagai laboratorium urban terbesar di kawasan, tempat ide, inovasi, dan solusi diuji dalam konteks nyata yang menantang sekaligus penuh peluang," urainya.
Ia juga mengumumkan, Pemprov DKI segera meluncurkan portal open data yang mengintegrasikan data dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov DKI.
"Portal ini dirancang khusus untuk mempermudah akses publik terhadap data resmi, memperkuat transparansi, serta mendorong pemanfaatan data dalam inovasi layanan," tutupnya. (Asp)