Makan Daging Kurban Saat Idul Adha? Ini Tips Dokter Agar Kolesterol Tetap Aman

Kolesterol tinggi masih menjadi masalah kesehatan utama yang mengintai banyak orang, bahkan sejak usia muda apalagi dalam momentum Hari Raya Idul Adha.
Namun, menurut dr. Faisal Parlindungan, Sp.PD-KR, dokter spesialis penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM), kolesterol tidak harus selalu ditangani dengan obat-obatan.
Ia menyatakan, perubahan pola makan dan konsumsi makanan tinggi serat dapat memberikan dampak signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
"Oat dan gandum utuh terbukti secara ilmiah bisa membantu menurunkan kolesterol karena tinggi serat larut yang dapat mengikat kolesterol dalam usus," ujar Faisal ketika dihubungi Antara, Kamis (5/6/2025).
Apa Saja Makanan yang Dianjurkan untuk Menurunkan Kolesterol?
Faisal menjelaskan, makanan seperti kacang-kacangan, minyak zaitun, dan alpukat memiliki kandungan lemak sehat yang bermanfaat.
"Kacang-kacangan seperti almond yang mengandung lemak sehat, juga minyak zaitun dan alpukat sumber lemak tak jenuh tunggal yang sehat," paparnya.
Tak hanya itu, sumber protein hewani seperti ikan salmon dan sarden yang kaya akan omega-3 juga direkomendasikan.
Asam lemak omega-3 diketahui efektif menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan trigliserida.
Selain itu, sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat seperti apel, pir, wortel, dan brokoli juga dapat membantu menjaga kadar kolesterol dalam batas normal.
Bahkan kedelai dan produk olahannya, seperti tempe dan tahu, juga disebut baik untuk menurunkan LDL.
Seberapa Banyak Lemak dan Kolesterol yang Boleh Dikonsumsi?
Faisal mengacu pada pedoman American Heart Association dalam memberikan saran konsumsi harian. Menurutnya, konsumsi lemak jenuh sebaiknya dibatasi kurang dari 10 persen dari total kalori harian.
"Batasi konsumsi kolesterol makanan sekitar 200–300 miligram per hari, terutama jika ada risiko kardiovaskular," katanya.
Ia juga menyarankan agar konsumsi kuning telur dibatasi maksimal tiga hingga empat butir per minggu.
Makanan yang tinggi kolesterol seperti jeroan, kulit ayam, udang, dan cumi sebaiknya dihindari atau dikonsumsi secara terbatas. Untuk menyeimbangkan, masyarakat disarankan mengonsumsi makanan tinggi serat dan rutin berolahraga.
Mengapa Kolesterol Tinggi Perlu Diwaspadai Sejak Muda?
Dalam penjelasannya, Faisal menekankan pentingnya menjaga kadar kolesterol sejak usia muda. Pasalnya, kolesterol tinggi yang dibiarkan tanpa penanganan dapat menyebabkan aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah.
“Penumpukan plak juga bisa menyebabkan gangguan aliran darah ke organ tubuh, memicu penyakit ginjal kronis, terutama jika disertai hipertensi atau diabetes, dan bahkan dapat mempercepat proses penuaan pembuluh darah sejak usia muda,” jelasnya.
Dengan pola makan sehat, konsumsi makanan kaya serat, serta gaya hidup aktif, masyarakat dapat mengendalikan kadar kolesterol mereka dan mencegah komplikasi serius di kemudian hari.
Faisal menyimpulkan bahwa langkah pencegahan melalui gaya hidup sehat jauh lebih baik dibandingkan mengobati setelah kolesterol tinggi menyebabkan gangguan kesehatan kronis.
"Jagalah kadar kolesterol Anda dalam batas aman, karena itu adalah investasi kesehatan jangka panjang," pungkasnya.