Kata Ahli Soal Macet di TB Simatupang: Perbanyak Transportasi Umum

Kemacetan di Jalan TB Simatupang bukan hanya karena proyek galian. Tapi, tingginya volume kendaraan yang tidak berbanding lurus dengan luas jalan.
Sehingga, menurut pakar transportasi, dibutuhkan lebih banyak lagi transportasi umum yang melewati ruas jalan tersebut.
Pengamat transportasi sekaligus Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) Ki Darmaningtyas, mengatakan, pembangunan infrastruktur, seperti perpipaan, kelistrikan, dan sebagainya, yang masuk ke dalam proyek strategi nasional tidak hanya terjadi di TB Simatupang saja.
Arus Lalu Lintas TB Simatupang terpantau cukup lancar
"Tapi, juga terjadi di hampir seluruh wilayah Jakarta. Bahkan, lebih parah kan misalnya pembangunan LRT dari Velodrom ke Manggarai, itu juga jauh menyita ruang jalan," ujar Darmaningtyas, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.
"Tapi, kalau di TB Simatupang, saya rasa masalahnya karena terlalu banyak kendaraan pribadi di satu sisi. Di sisi lain, armada angkutan umumnya itu tidak memadai atau tidak seimbang," kata Darma.
Darma menambahkan, transportasi umum yang ada hanya Transjakarta dengan jumlah armada yang terbatas. MRT memang ada di Lebak Bulus, tapi itu menghubungkan wilayah selatan dan utara.
Tiang di Jalan TB Simatupang arah RS Fatmawati miring, Rabu (22/1/2025).
"Sementara, kemacetan itu terjadi antara timur-barat. Justru yang harus dipecahkan adalah timur-barat itu. Nah, itu tidak ada cara lain kecuali memperbanyak armada Transjakarta," ujarnya.
Menurut Darma, jika ingin mendorong masyarakat menggunakan transportasi umum, maka jumlah armada, layanan, atau rutenya harus ditingkatkan.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!