Penjelasan Chery Indonesia kenapa Harga C5 dan E5 Bisa Turun

PT Chery Sales Indonesia (CSI) resmi meluncurkan Chery C5 dan E5 sebagai penyegaran dari lini Omoda 5 pada Rabu (25/6/2025).
Keduanya hadir dengan harga yang jauh lebih terjangkau, di mana C5 turun hingga Rp 60 jutaan sementara E5, yang menggantikan Omoda E5, turun sampai Rp 100 jutaan.
Langkah ini sontak memunculkan dugaan bahwa Chery tengah memanaskan persaingan pasar otomotif nasional dengan strategi perang harga.
Namun Vice President PT CSI, Zeng Shuo, menegaskan bahwa langkah tersebut bukan strategi banting harga, melainkan upaya menghadirkan produk berkualitas yang lebih terjangkau agar bisa dinikmati lebih banyak konsumen.
"Kita bukan mau cari perang harga, tapi yang terjadi sekarang adalah perang inovasi. Itu tanggung jawab kita membuat produk terbaik bisa dinikmati lebih banyak orang," kata dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan penurunan harga signifikan yang dilakukan Chery terhadap C5 dan E5 bukan tanpa alasan.
Salah satu alasan utamanya adalah skala produksi yang jauh lebih besar berkat popularitas model Omoda di pasar global seperti Eropa dan Australia.
Chery E5
Model C5 dan E5 sendiri dibangun di atas platform yang sama, sehingga lebih dari 70 persen komponennya bisa digunakan bersama.
Efisiensi dari sisi produksi, pengadaan komponen, hingga perakitan menjadi kunci yang memungkinkan harga jual ditekan tanpa mengorbankan kualitas atau spesifikasi teknis.
"Itu juga satu alasannya. Karena kita yang satu platform sama ini (Chery C5 dan E5) 70 persen ke atas semua komponennya bisa di-share,” kata dia.
Selain itu, beberapa komponen juga dibuat lebih efisien seperti sistem 3-in-1 electric drive pada E5 yang mejadi 7-in-1. Membuat adanya integrasi antara motor, controller, sampai reducer.
"Motor listrik juga lebih kecil jadi memang ada penurunan torsi sekitar 60 Nm. Tapi sejujurnya konsumen tidak terlalu perduli karena dari sisi akselerasi, performa, tetap sama. Dengan harga lebih terjangkau, ini pilihan yang baik," ujar Zeng Shuo.
Chery E5
Sales Director PT CSI, Budi Darmawan menambahkan, teknologi elektrifikasi saat ini masih terus berkembang sehingga memberi ruang efisiensi yang lebih luas dibanding mesin bensin bakar alias teknologi Internal Combustion Engine (ICE).
Hal ini membuka peluang untuk terus menekan biaya produksi seiring kemajuan teknologi yang terjadi secara cepat.
“Teknologi ICE sudah sangat settle, jadi untuk pengembangan sedikit sulit. Tetapi EV (Electric Vehicle) ini adalah ‘mainan’ baru, banyak ruang improvement," ujar Budi.