VinFast Akui Ingin Manfaatkan Bonus Demografi Indonesia

 VinFast menggelar diskusi di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025. Dalam program ini mereka menghadirkan Gita Wirjawan, Menteri Perdagangan Republik Indonesia periode 2011–2014.

Mengambil tema “Investing in Impact - Catalyzing Indonesia’s Green Economy Through Policy & Private Sector Collaboration,” ia mengapresiasi keberanian VinFast untuk berinvestasi di Indonesia. Menurutnya, Indonesia sudah memasuki dekade penting transformasi hijau yang didukung kuatnya iklim investasi.

“Indonesia berada di titik balik unik dengan bonus demografi yang dapat membantu negara naik kelas dalam dekade mendatang. Namun untuk mewujudkan potensi tersebut, pendidikan di bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) harus menjadi prioritas,” ungkapnya di GIIAS 2025.

Meski demikian dirinya mengakui bahwa banyak tantangan harus diatasi pemerintah agar Indonesia bisa bersaing dengan negara lain di masa depan.

VinFast VF7

“Guna mencapai Indonesia hijau, investasi modal sangat penting. Namun, untuk menarik investasi ini harus ada kepastian hukum bagi pelaku industri serta tenaga kerja yang terampil,” tambahnya.

Bila tantangan tersebut terpenuhi maka bukan tidak mungkin investasi bakal datang dengan sendirinya.

Situasi tersebut disadari oleh VinFast sehingga mereka berani memutuskan untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar utama. Menurut mereka perkembangan kendaraan listrik bakal menjadi sangat penting di masa depan.

“Indonesia adalah salah satu negara dengan populasi terbesar dan bonus demografi yang kuat. Adopsi kendaraan listrik memang masih rendah namun tahun ini menunjukkan pertumbuhan pesat,” ungkap Kariyanto Hardjosoemarto, CEO VinFast Indonesia.

Tak hanya pasar, VinFast juga sudah berinvestasi dengan membangun pabrik kendaraan listrik di Subang, Jawa Barat. Fasilitas tersebut rencananya bakal mulai beroperasi pada kuartal keempat tahun ini.

VinFast VF7

“VinFast berkomitmen pada investasi jangka panjang termasuk mendirikan pabrik perakitan kendaraan listrik senilai USD 200 juta di Subang yang pada awalnya akan memproduksi 50.000 unit per tahun dan langsung mempekerjakan 1.000 pekerja,” ungkapnya kemudian.

Tak hanya itu mereka juga menjalin kemitraan strategis bersama berbagai pihak termasuk mitra bisnisnya yaitu V-Green. Mereka akan mengembangkan infrastruktur meliputi jaringan pengisian daya di seluruh negeri dan layanan taksi listrik murni Green SM.