Update Pembangunan Pabrik VinFast Indonesia, Beroperasi Akhir 2025
VinFast Indonesia memastikan bahwa pembangunan fasilitas produksinya di kawasan industri Subang, Jawa Barat, akan rampung dan mulai beroperasi pada akhir 2025.
Chief Executive Officer (CEO) VinFast Indonesia, Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan langkah tersebut sebagai salah satu komitmen perseroan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, sebagaimana komitmen awal mereka.
“Pembangunan semua sudah berjalan lancar, on track, sesuai planning. Kita harapkan pabrik kami bisa beroperasi di akhir tahun 2025,” kata Kariyanto di Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Handover Vinfast VF3
Lebih jauh, dikatakan kapasitas produksi fasilitas tersebut mencapai 50.000 unit per tahun. Tetapi pada tahap awal operasionalnya belum akan langsung mencapai angka maksimum.
Adapun pada produksi awal akan difokuskan pada satu model untuk menyesuaikan kebutuhan pasar domestik. Model yang berkemungkinan besar masuk jalur produksi pertama ialah VF3.
“Mana market (dengan model yang memiliki) volume penjualan terbesar, tentu itulah yang akan menjadi prioritas kami untuk diproduksi secara lokal,” ucap Kariyanto.
Diketahui, produsen mobil listrik asal Vietnam ini berkomitmen untuk menggelontorkan investasi sekitar Rp 3,2 triliun untuk membangun fasilitas pabrik perakitan. Groundbreaking dilakukan pada Juli 2024 dengan luas lahan mencapai 120 hektar.
CEO VinFast Asia, Pham Sanh Chau kala itu menyampaikan pembangunan pabrik ini menjadi bagian dari strategi memperkuat posisi VinFast di kawasan Asia Tenggara.
Booth VinFast di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 menarik perhatian pengunjung
Selain menjual kendaraan, perusahaan juga berkomitmen membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, termasuk jaringan perakitan dan layanan pendukung lainnya.
Fasilitas produksi di Subang akan mencakup sejumlah area utama seperti Body Shop, General Assembly, Paint Shop, dan fasilitas pengujian. Pabrik ini juga akan menjadi basis produksi kendaraan setir kanan dan ditargetkan mampu menyerap 1.000-3.000 tenaga kerja.
Adapun seluruh produk yang dirakit di Indonesia akan mengikuti standar yang sama dengan unit yang diproduksi di Vietnam.
