Tantangan Sebagai Pemain Baru, Ini Strategi Country CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto

Tantangan Sebagai Pemain Baru, Ini Strategi Country CEO VinFast Indonesia Kariyanto Hardjosoemarto

Kariyanto Hardjosoemarto, Country CEO Vinfast Indonesia

OtoHub.co Sebagai pemain otomotif baru di Indonesia, Vinfast cukup agresif dalam memperkenalkan produknya di Indonesia.

Padahal tantangan di industri otomotif nasional yang dihadapinya boleh dibilang sangat berat.

Pertama menghadapi brand Jepang yang sudah puluhan tahun eksis di Tanah Air.

Pada masa elektrikfikasi seperti sekarang ini, tantangan lainnya adalah brand asal Korea Selatan yang serius soal BEV (Battery Electic Vehicle), berikut fasilitas pabriknya.

Lalu ada Wuling, brand asal China yang juga serius investasi membangun pabrik mobil listrik di Indonesia.

Nah, belakangan ini, tantangan terberat datang dari brand otomotif China yang berbondong-bondong masuk ke pasar Indonesia.

brand otomotif negeri Panda itu lebih serius melalui produk-produk dengan suguhan harga kompetitif namun fitur melimpah.

Lantas, VinFast, brand otomotif asal Vietnam turut nyemplung melalui mobil listriknya. Bagaimana strategi Vinfast menghadapinya?

Kariyanto Hardjosoemarto, Country CEO VinFast Indonesia membuka jurus strateginya kepada OtoHub.co.

"Tantangannya karena pemain baru khususnya di BEV itu kurang lebih sama lah ya seperti yang dihadapi pemain baru lainnya. Orang masih takut dengan jarak tempuhnya sampai nggak sih? Kalau mau ngecas susah gak sih? Lalu harga jual kembali nanti gimana," buka Kariyanto.

Sebagai orang nomor satu di VinFast Indonesia, Kariyanto mengatakan strateginya berbeda dari brand baru lainnya.

Kariyanto Hardjosoemarto, VinFast Indonesia berbeda dari brand baru lain

"Pembedanya Vinfast dengan brand lain adalah kita fokus kepada ekosistem," tegas pria yang sudah 20 tahun lebih berkecimpung di dunia otomotif ini.

Lanjutnya, ekosistem kendaraan VinFast dimulai dari pabrik. "Jadi kita berinvestasi bangun pabrik di Subang (Jawa Barat). Nanti rencana mulai beroperasi di akhir tahun ini."

Kemudian ekosistem kedua, menyediakan produk line-up yang komplet. Mulai dari entry, mid sampai dengan high level.

Di luar itu, ekosistem yang paling penting adalah charging infrastructure.

"Melalui sister company kita yaitu V-Green kita membuat charging station sendiri. Itu yang kami yakin bisa memberikan confident bagi calon pembeli VinFast kerena memang chargingnya lebih gampang ditemui," imbuh Kerry, panggilan akrab Kariyanto.

Yang tak kalah menariknya lagi, "Khusus pembeli Vinfast di tahun 2025 ini sampai dengan akhir tahun ini akan mendapatkan free charging selama tiga tahun," beber Kerry.

Nggak cuma itu, keraguan masyarakat terhadap mobil listrik kebanyakan adalah resale value. Apalagi pemain baru yang pasti menjadi challenging tersendiri. Gimana dengan Vinfast?

"Kami punya perusahaan yang khusus menangani used car dan rental. Sehingga kami berani memberikan resale value guarantee yang komprehensif," beber pria kelahiran 1977 ini.

Ia menyontohkan, mobil dengan pemakaian selama 6 bulan masih dikasih resale value guarantee 90%.

"Bahkan setelah dipakai 3 tahun resale value masih 70%. Tapi tentu mengikuti syarat dan ketentuan yang berlaku," tegasnya lagi.

Selain itu, pria asal Sarangan, Magetan Jawa Tengah ini memberikan contoh ekosistem lain yang dipunyai Vinfast Indonesia.

"Semua orang sudah tahu dengan Green SM atau taksi hijau yang sudah banyak berseliweran di Jakarta juga merupakan ekosistem pendukung kami. Karena adanya taksi menunjukkan durability dari kendaraan kami," sebut Kerry.

"Jadi dengan semua ekosistem itulah kenapa VinFast percaya diri kalau kita akan mendapatkan tempat tersendiri di industry khususnya BEV di Indonesia," ujarnya.

CITA-CITA JADI POLISI

Kariyanto atau Kerry memang bukan orang baru di dunia otomotif nasional. Kiprahnya sudah cukup lama bekerja di berbagai perusahaan otomotif di Indonesia.

Namun sebelum itu, sejatinya Ia bercita-cita menjadi seorang Polisi.

"Saya lulusan Taruna Nusantara Magelang Angkatan ke-3. Awalnya pengin jadi Polisi tapi nggak lolos," cerita Kerry.

"Ternyata saya kurang tinggi, karena syarat Polisi 165 cm (tinggi badan), saya hanya 162 cm. jadi nggak bisa," imbuhnya.

Dan akhirnya, ia melanjutkan kuliah di Universitas Pelita Harapan jurusan Marketing Management.

Lulus kuliah Ia langsung bekerja di Toyota pada tahun 2000.

Itu baru awal, setelah Toyota pindah ke Chevrolet, lalu Ford, Piaggio dan lama bekerja di brand Mercedes-Benz Indonesia.

Kariyanto Hardjosoemarto saat berkarir di Mercedes-Benz

Jenjang Karir Kariyanto Hardjosoemarto :

-PT Toyota Astra Motor : Area Sales Supervisor (2000-2002)

-PT General Motor Autoworld Indonsia : Regional Sales Manager (2003-2005)

-PT Ford Motor Indonesia : Dealer Operation Manager (2005-2011)

-PT Piaggio Indonesia : Head of Sales & Network Development (2011-2012)

-PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (2012-2023) :

Director of Business and Network Development

Director of Sales Operation and Product Management

Dirrector of Marketing Communication and Public Relation

-PT Inschape Indomobil Distribution Indonesia : Sales and marketing Director (2023- Mei 2025)

-Vinfast Indonesia : Country CEO Mei 2025- Sekarang.