Bos Apple Janji Harga iPhone Tak Naik meski "Dihajar" Tarif Trump

CEO Apple, Tim Cook janji pihaknya tak akan menaikkan harga iPhone meski "dihajar" tarif pajak atau bea masuk baru yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Hal ini disampaikan Cook dalam sebuah pernyataan di sela pengumuman laporan keuangan Apple untuk kuartal-II tahun fiskal 2025 (Januari - Februari) yang diumumkan pada Kamis (1/5/2025) waktu setempat AS.
"Kami belakangan memang rutin berdiskusi soal tarif pajak atau bea masuk (dari China ke AS). Namun, untuk soal harga (iPhone), saat ini kami tidak ada pengumuman baru terkait hal tersebut," kata Cook.
Sebab, Apple memiliki ketergantungan dalam urusan produksi dan rantai pasokan perangkat bikinannya di China, mulai dari iPhone, iPad, hingga MacBook.
Untuk saat ini, produk konsumen, seperti smartphone, laptop, hingga komputer yang berasal dari China dibebaskan dari tarif tersebut untuk sementara waktu.

iPhone 16e, iPhone 16, iPhone 16 Plus, iPhone 16 Pro, iPhone 16 Pro Max resmi dijual di Indonesia mulai 11 April 2025.
Nah, supaya harga iPhone tidak naik, Cook menyebut Apple akan "nombok" alias menambah biaya operasional hingga 900 juta dollar AS (sekitar Rp 14,8 triliun).
Hal ini ditempuh dengan cara memindahkan sebagaian kegiatan produksi untuk beberapa produk Apple dari China ke sejumlah negara, mulai dari India (iPhone) hingga Vietnam (iPad, MacBook, dkk).
Dibanding China yang memiliki tarif bea masuk 145 persen, India dan Vietnam memiliki tarif yang lebih rendah, yaitu masing-masing 36 persen dan 56 persen. Tarif bea masuk dasar kedua negara ini juga masih 10 persen.
Dengan kata lain, diversifikasi produk di luar China bisa menjadi solusi yang efisien untuk menekan harga iPhone, iPad, MacBook, dkk, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari 9to5Mac, Senin (5/5/2025).
Langkah diversifikasi ini juga bisa dibilang akan menjadi penting di masa depan, terutama jika suatu hari produk Apple dari China dikenakan bea masuk normal yang angkanya mencapai ratusan persen tadi.