Kepolisian Jaring Ribuan Truk ODOL Dalam 2 Pekan Terakhir

 Sejak 1 Juni 2025 kepolisian resmi menggelar program “Indonesia Menuju Zero Over Dimension dan Overload”. Kegiatan ini dibuat karena banyaknya masyarakat yang mengangkut barang bawaan ke dalam truk melampaui batas maksimal.

Akibatnya banyak kendaraan mengalami kecelakaan hingga membuat jalanan jadi lebih cepat rusak. Namun kepolisian tidak serta merta menindak para pelanggar melainkan melakukan sosialisasi terlebih dulu terkait kesalahannya.

“Program dilakukan sedikit berbeda dengan pelaksanaan sebelumnya. Karena ada tahap sosialisasi untuk para pemilik dan pengguna yang dilaksanakan selama satu bulan,” ungkap Kombes Pol Aries, Kabag Ops Korlantas Polri dalam keterangan resminya (16/06).

Meski sosialisasi baru berlangsung selama dua pekan tetapi kepolisian cukup serius dalam menjalankannya. Hal ini terlihat dari jumlah kendaraan yang berhasil mereka jaring.

Korlantas Mulai Andalkan ETLE untuk Pantau Truk ODOL di Jalanan

“Sudah 42.000 unit berhasil terjaring dan 11.000 kendaraan terterindikasi Over Dimension selama satu bulan ini,” ungkapnya kemudian.

Jumlah tersebut dipastikan bakal terus bertambah mengingat program masih berjalan cukup lama.

Sebelumnya diberitakan bahwa kepolisian menggelar program Indonesia Menuju Zero Over Dimension and Overload (ODOL). Kegiatan dibagi dalam tiga tahap yaitu sosialisasi, peringatan dan penegakan hukum.

Sekarang sedang berlangsung tahap sosialisasi yang digelar pada 1 hingga 30 Juni 2025. Selama periode ini diharapkan para pemilik melakukan perbaikan agar kendaraannya bisa sesuai dengan ketentuan.

Setelah tahap sosialisasi Korlantas bakal masuk ke fase peringatan pada 1–13 Juli. Dalam periode ini kendaraan yang masih tidak sesuai ketentuan akan didata serta diberikan teguran tertulis termasuk penempelan stiker peringatan.

Sementara penegakan hukum dilakukan pada 14–27 Juli bersamaan dengan pelaksanaan Operasi Patuh 2025.

Truk odol

Beragam cara pengawasan dan penindakan bakal dilakukan kepolisian untuk memastikan kedisiplinan dalam berkendara. Termasuk juga memanfaatkan tilang elektronik (ETLE) hingga Weight In Motion (WIM).

Dengan teknologi-teknologi tersebut diharapkan pengawasan bisa dilakukan lebih detail dan berlangsung selama 24 jam. Hal ini tentunya penting karena sebenarnya banyak para pelanggar yang beroperasi di malam hari.