Mitigasi Demo Saat Berkendara, Agar Tidak Salah Sasaran
Demo selama hampir satu pekan kemarin menyisakan sejumlah catatan. Seperti saat terjadi aksi anarkis dan penjarahan.
Banyak mobil maupun motor milik warga yang melintas di rusak. Bahkan sampai dibakar oleh demonstran.
Seperti contoh ketika BMW Seri 7 dirusak massa. Kendaraan roda empat asal benua biru tersebut dikira mobil milik pejabat.
Namun ternyata dikemudikan oleh masyarakat umum. Sehingga mobil satu ini menjadi korban salah sasaran.

Tentu kejadian serupa tidak ingin dialami oleh pengendara lain. Apalagi di minggu ini masih ada potensi demo.
Seperti aksi unjuk rasa yang digelar oleh Aliansi Perempuan Indonesia (API) di Gedung DPR RI hari ini, Rabu (03/09).
Lalu Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) berencana menggelar aksi turun ke jalan dalam waktu dekat.
Tentu sederet aksi demo di atas berpotensi menyebabkan kericuhan. Bila sampai terjadi lagi, maka dapat mengancam para pengendara.
Nah buat masyarakat yang tetap ingin beraktivitas menggunakan kendaraan pribadi ketika digelar demo, tidak perlu khawatir.
“(Terdapat) trip manajemen berdasarkan skala prioritas yang mutlak dilakukan oleh pengguna jalan saat terpaksa harus keluar rumah,” buka Jusri Pulubuhu, Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) kepada KatadataOTO, Selasa (02/09).
Jusri menjabarkan langkah-langkah harus dilakukan masyarakat agar terhindar dari amukan demonstran. Seperti contoh menggunakan motor yang tidak mencolok.
Memakai kendaraan roda dua dinilai lebih fleksibel. Terutama ketika kerusuhan pecah di sekitar Anda.
Sehingga dapat langsung mencari jalan keluar. Lalu menyelamatkan diri dari amukan massa yang ada.
“Kalau bisa pilih waktu perjalanan yang aman. Misal setelah subuh hingga pukul 08.00 atau malam hari,” Jusri melanjutkan.
Selanjutnya kalau bisa memilih rute atau jalan tidak melewati zona demo atau keramaian. Dapat dipantau melalui berbagai saluran informasi.
Ia juga mengimbau pengendara agar tidak menggunakan aksesoris mencolok. Seperti perhiasan, jam tangan sampai cincin.
“Jika terjebak dengan pendemo dan tidak bisa balik arah, jangan panik. Bila menggunakan motor tetap di atas kendaraan agar pendemo paham motor tersebut bertuan,” tambah Jusri.

Sementara bila mengendarai mobil, sebaiknya tidak memaksa untuk menerobos. Sebab tindakan tersebut bakal memicu kemarahan massa.
Disarankan keluar serta berdiri di samping kendaraan, lalu menginformasikan Anda sebagai rakyat biasa supaya massa tidak melakukan tindakan anarkis.
“Tetap tenang dan tersenyum, tetapi nyawa adalah yang paling utama. Prioritaskan keselamatan nyawamu ketimbang kendaraan,” tegas Jusri.
Terakhir Anda juga bisa mengabarkan ke anggota keluarga setiap rencana perjalanan, agar mereka tahu.