iPhone 17 Siap Rilis, Harga Diprediksi Naik Drastis Meski Tim Cook Lawan Tarif Trump

Apple kembali menjadi sorotan dunia. Perusahaan raksasa teknologi asal Cupertino itu dijadwalkan meluncurkan iPhone 17 minggu depan. Namun, kabar menggembirakan ini justru dibarengi dengan prediksi yang cukup mengejutkan: harga jual seri terbaru iPhone tersebut diperkirakan akan naik signifikan.
Prediksi Kenaikan Harga iPhone 17
Menurut laporan CounterPoint Research, banyak analis mempertanyakan: Apakah harga iPhone akan naik tahun ini? Meski belum ada lonjakan harga besar pada iPhone sebelumnya, produk konsumen lain seperti pakaian, kopi, dan konsol game sudah lebih dulu terdampak tarif.
Jeffries, salah satu firma riset, memperkirakan adanya kenaikan sekitar US$50 atau Rp 823 ribu untuk iPhone 17. Prediksi ini memperkuat dugaan bahwa Apple mulai menyalurkan biaya tambahan akibat tarif kepada pengguna.
Bahkan Goldman Sachs menilai, strategi Apple memang condong pada model premium dengan harga tinggi. Itu artinya, tren kenaikan harga bisa saja berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Empat Model iPhone 17 Akan Hadir
Jika merujuk pada pola tahun lalu, Apple diprediksi kembali merilis empat varian iPhone. Pada 2024, perusahaan menghadirkan iPhone 16 standar (US$829), iPhone 16 Plus (US$899), iPhone 16 Pro (US$999), dan iPhone 16 Pro Max (US$1.199).
Kali ini, analis memperkirakan ada perubahan. Model Plus kemungkinan akan digantikan oleh perangkat baru yang lebih tipis dan ringan. Sayangnya, desain ramping ini harus mengorbankan fitur kamera serta daya tahan baterai.
Meski begitu, harga perangkat tersebut diproyeksikan tetap di kisaran US$899, mirip dengan iPhone 16 Plus. Namun, tidak menutup kemungkinan Apple akan menaikkannya. Jika benar, harga itu masih lebih murah dibanding Galaxy Edge tipis milik Samsung yang debut di angka US$1.099.
Produksi Beralih dari China
Salah satu isu besar yang membayangi iPhone 17 adalah lokasi produksinya. Sejak Trump menerapkan tarif tinggi ke China, India, dan Vietnam, Apple terancam menanggung biaya besar. Namun, Cook sigap merombak rantai pasokan.
Pada Mei 2025, Apple berhasil mengimpor iPhone dari India dengan tarif lebih rendah. Langkah ini dianggap sebagai strategi cerdas untuk mengurangi ketergantungan pada pabrik di China. Bahkan, Apple sudah berkomitmen menggelontorkan investasi hingga US$600 miliar dalam lima tahun ke depan untuk memperkuat basis produksi di AS.
Biaya Tarif Sudah Capai Miliaran Dolar
Meski tampak aman, Apple tetap harus menanggung beban finansial yang tidak sedikit. Hingga Juni 2025, perusahaan sudah menghabiskan sekitar US$800 juta hanya untuk biaya tarif. Angka itu setara dengan 4% laba Apple. Jika tren berlanjut, pengeluaran bisa menembus US$1,1 miliar hanya pada kuartal ini.
Situasi inilah yang membuat banyak analis berkesimpulan: Apple tak lagi bisa menutup biaya tersebut dengan kas internal. Jalan satu-satunya adalah menaikkan harga jual iPhone 17.
Konsumen Siap-Siap Bayar Lebih Mahal
Pertanyaannya sekarang, apakah konsumen siap? Sejarah membuktikan, loyalitas pengguna Apple sangat tinggi. Bahkan ketika harga iPhone 16 Pro Max menembus US$1.199, penjualannya tetap melesat. Banyak analis meyakini pola ini akan berulang pada iPhone 17.
Kombinasi desain baru, performa lebih cepat, dan citra eksklusif membuat produk Apple selalu diminati. Walau harganya semakin tinggi, konsumen cenderung melihatnya sebagai investasi gaya hidup, bukan sekadar ponsel.