Kuil Murugan Jakarta Akan Kembali Dibuka untuk Wisata, Tapi...

Tidak hanya sebagai tempat ibadah, Kuil Hindu Candi Murugan Jakarta nantinya juga akan kembali dibuka untuk kunjungan wisata.
Kunjungan wisata ke Kuil Hindu Candi Murugan Jakarta setelah aturan untuk wisatawan telah selesai disiapkan atau diperkirakan dua minggu ke depan.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Shree Sanathana Dharma Aalayam (Jakarta Murugan Temple), Kobalen menyebut bahwa saat ini Candi Murugan Jakarta masih ditutup karena sedang dalam proses persiapan untuk menyambut wisatawan.
"Kami bertekad ini menjadi destinasi wisata seperti Istiqlal, Katedral. Hanya kami perlu menerapkan sistem dan aturan main, agar yang datang nyaman, umat Hindu beriman dengan nyaman, pendatang umum aman," kata Kobalen kepada Kompas.com di Mid Plaza 2, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).
Kobalen menuturkan, sejak diresmikannya Candi Murugan Jakarta pada awal 2025 lalu, tempat tersebut memang sudah dibuka untuk kunjungan masyarakat umum yang ingin berwisata.
Akan tetapi, pihaknya tidak menyangka bahwa antusias masyarakat terhadap Candi Murugan Jakarta cukup tinggi dan melebihi ekspektasi.
Alhasil, pihaknya memutuskan untuk menutup sementara Candi Murugan Jakarta untuk kunjungan umum. Supaya, saat dibuka nanti pihaknya lebih siap dalam menyambut wisatawan.
"Kami mencari berbagai aturan yang sekarang sedang kami adopsi untuk diterapkan. Mungkin banyak masyarakat kecewa karena ditutup, dan perlu diketahui bahwa memang di dalam (kawasan Candi Murugan Jakarta) sedang ada perbaikan, ada pembangunan," terangnya.
Berbenah untuk menyambut wisatawan
Jakarta Murugan Temple berdiri di lahan sekitar 4.000 meter yang terletak di Jalan Daan Mogot, Kalideres, Jakarta Barat.
Kobalen menyampaikan saat ini pihaknya sedang berbenah agar lebih siap menyambut wisatawan. Mulai dari infrastruktur, sistem kunjungan, hingga aturan berkunjung untuk wisatawan.
"Tolong sampaikan dengan tegas nantinya bahwa kami tidak mengizinkan anak-anak usia di bawah 12 tahun (untuk masuk ke dalam kawasan Candi Murugan Jakarta)," ujarnya.
Bukan tanpa alasan, ia menuturkan pengunjung anak-anak di bawah umur 12 tahun berpeluang akan berlari-lari di dalam kawasan. Hal ini berpotensi akan merusak bagian-bagian patung.
Tidak hanya itu, pihaknya akan menerapkan sistem kunjungan dengan cara mendaftar terlebih dahulu melalui website atau laman resmi yang nanti akan disediakan.
"Mereka mendaftar, dan ada nanti donasi sekitar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 untuk keamanan dan kebersihan, karena kami harus merekrut, memakai tenaga tambahan untuk kebersihan dan keamanan," katanya.
Selain itu, guna mengakomodir tingginya antusias pengunjung, pihaknya akan membatasi jumlah pengunjung dalam bentuk grup. Lalu, kunjungan setiap grup tersebut akan dibatasi waktunya.
Nantinya, satu grup akan dibatasi 25 orang, dan setiap harinya hanya dibuka untuk kunjungan 200 sampai 225 orang.
"Setiap grup dibatasi 20 menit, jadi selama satu jam ada sekitar 75 orang. Kami buka kunjungan dari pukul 15.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB," katanya.
Potret kuil Candi Murugan Jakarta di Kalideres, Jakarta Barat.
Di samping itu, setiap pengunjung yang datang tidak diizinkan untuk membawa tas dalam bentuk apapun, dan hanya diizinkan membawa ponsel. Dikhawatirkan, katanya, ada pengunjung yang jahil dan berujung merusak patung.
Dari sisi dokumentasi, pihaknya juga melarang penggunaan drone atau kamera tanpa awak di lokasi.
"Memang target utama kita di samping itu ibadah untuk umat Hindu, juga menjadi destinasi wisata non-Hindu. Tapi memang kami belum siap dengan sistemnya, kami tidak pernah menduga akan membludak sampai 1.000 lebih pengunjung," paparnya.
Untuk menertibkan pengunjung, kata Kobalen, nantinya akan ada petugas keamanan yang berjaga di sekitar candi, dan mengawasi pengunjung agar tidak melintasi area area suci khusus untuk ibadah.
"Kalau ada yang melanggar aturan, kami akan serahkan ke pihak berwajib, kalau perlu memang dihukum, ya sesuai aturan. Kedua, kami minta diganti, ada dendanya," ujar Kobalen.
Sebagai informasi, Candi Murugan Jakarta ialah kuil Hindu terbesar di Indonesia, menjulang setinggi 57 meter.
Candi yang dibuat langsung oleh tangan tangan pengrajin dari India secara sukarela Ini dibangun pertama kali pada 14 Februari 2020. Kemudian, diresmikan pada Februari 2025.