Strategi Toyota: Bioetanol untuk Kemandirian Energi Indonesia

Selain memperkuat elektrifikasi melalui kendaraan hybrid dan Battery Electric Vehicle (BEV), Toyota juga memandang bioetanol sebagai pilar penting untuk mendukung kemandirian energi nasional.
Strategi ini sejalan dengan upaya pemerintah Indonesia membangun hilirisasi energi terbarukan dan mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.
“Etanol ini inline dengan program pemerintah untuk kemandirian energi. Negara-negara seperti Brasil dan India sudah membuktikan keberhasilan mereka, bahkan meningkatkan pendapatan petani,” ujar Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), di sela pameran GIIAS 2025.
Jagung adalah salah satu sumber bioetanol.
“Bioetanol itu basisnya farming. Di India misalnya, karena pengembangan bioetanol yang bagus, pendapatan petani meningkat. Kalau kita bisa substitusi impor minyak dengan produksi bioetanol dalam negeri, itu bisa mendongkrak kesejahteraan petani,” kata dia.
Toyota memastikan seluruh model globalnya sudah mampu menyerap campuran etanol sesuai standar dunia.
“Secara global, E5 dan E10 sudah jadi kebijakan di banyak negara. Bahkan E20 bisa kami serap, dan teknologi kami sekarang sudah mampu menyerap sampai E85,” ucap Bob.
Toyota berkolaborasi dengan Pertamina dan Sera untuk uji bioetanol E10
Bioetanol dapat diproduksi dari berbagai komoditas seperti jagung, singkong, dan tebu.
Bob menyebut fleksibilitas ini bisa menjaga kestabilan harga pangan sekaligus mendukung ketahanan energi.
“Kalau produksi pertanian berlebih, kelebihan itu bisa diserap untuk bahan bakar. Tapi kalau produksi turun, semua kembali ke pangan,” kata Bob.
Toyota melihat pengembangan bioetanol sebagai langkah strategis yang mendukung posisi Indonesia dalam kerja sama negara-negara berkembang.
“Pemerintah kita juga membangun aliansi BRICS. Negara-negara di selatan ini punya tantangan yang sama terhadap impor minyak dan energi fosil. Dengan pengembangan bioetanol, kita bisa kembangkan kerja sama ekonomi yang lebih lanjut,” ujarnya.
Dengan strategi multipathway yang memadukan kendaraan listrik, hybrid, dan bioetanol, Toyota berharap dapat memberikan pilihan energi ramah lingkungan sekaligus mendukung target kemandirian energi nasional.