Pasca Insiden Gas Air Mata di Unisba dan Unpas, Polisi Buru Pendana dan Aktor Intelektual Aksi Anarkis

Situasi di kawasan Jalan Tamansari, Kota Bandung, khususnya di sekitar kampus Universitas Islam Bandung (UNISBA) dan Universitas Pasundan (UNPAS), kini telah berangsur kondusif setelah insiden penembakan gas air mata oleh aparat kepolisian yang terjadi pada Senin lalu.
Polda Jawa Barat menjelaskan bahwa insiden bermula saat aparat gabungan tengah melintas dalam patroli rutin dan mendadak dilempari bom molotov. Aksi tersebut memicu respons tegas dari aparat dengan menembakkan gas air mata sebagai bentuk tindakan terukur
"Tindakan ini dilakukan karena adanya serangan berupa pelemparan bom molotov terhadap petugas. Kami bertindak sesuai prosedur untuk menjaga keamanan," kata Kapolda Jawa Barat, Irjen Pol Rudi Setiawan, Rabu 3 September 2025.

TNI-Polri bubarkan massa hingga tembakkan gas air mata ke Kampus Unisba
Meski perkuliahan di dua kampus tersebut untuk sementara dialihkan secara daring, suasana di sekitar lokasi kejadian sudah mulai kembali normal. Petugas dan masyarakat sekitar terlihat bergotong-royong membersihkan sisa-sisa insiden, termasuk pecahan kaca dan puing dari bom molotov.
Spanduk-spanduk berisi penolakan terhadap aksi anarkisme dan perusuh juga mulai terpasang di berbagai titik sebagai bentuk aspirasi warga dan civitas akademika untuk menjaga ketertiban.
Polda Jawa Barat telah mengamankan 16 orang yang diduga terlibat dalam aksi provokasi serta pelemparan bom molotov. Bukti-bukti berupa jejak digital juga telah diamankan sebagai bagian dari proses penyelidikan lebih lanjut.
Dalam upaya mengungkap dalang serta pihak yang mendanai aksi anarkisme ini, Polda Jabar akan melibatkan Bareskrim Mabes Polri.
“Kami akan telusuri sampai tuntas siapa yang menjadi aktor intelektual dan pendana di balik aksi ini. Kami libatkan Mabes Polri agar proses penyidikan lebih komprehensif,” tegas Rudi Setiawan.
Laporan Cepi Kurnia/tvOne Bandung