Janji Bonus Rp 1 Miliar untuk Persib Ditolak, Dedi Mulyadi: Itu Sukarela, Bukan Paksaan

Dedi Mulyadi, Manajemen Persib Bandung, bonus Persib Bandung, Janji Bonus Rp 1 Miliar untuk Persib Ditolak, Dedi Mulyadi: Itu Sukarela, Bukan Paksaan

Janji Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk memberikan bonus Rp 2 miliar kepada Persib Bandung sebagai bentuk apresiasi atas gelar juara Liga 1 musim 2024/2025 ternyata berbuntut penolakan dari manajemen klub.

Dedi menegaskan bahwa dana tersebut tidak berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), melainkan dari kantong pribadi dan urunan para pejabat Pemprov Jabar. Namun, total yang terkumpul tidak mencapai angka yang dijanjikan, dan ini memicu kecurigaan dan penolakan dari pihak Persib.

Dedi: Bonus Bukan dari APBD, Dana Pribadi dan Patungan Pejabat

Dalam perayaan kemenangan Persib di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (25/5/2025), Dedi mengumumkan secara terbuka bahwa dirinya akan memberikan bonus Rp 1 miliar dari dana pribadi. Ia juga menugaskan Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Herman Suryatman, untuk mengoordinasikan pengumpulan dana tambahan dari pejabat Pemprov Jabar dengan target total Rp 2 miliar.

“Bonus enggak boleh pakai APBD, dana pemerintah. Bonus dari saya Rp 1 miliar. Dan saya tugaskan Pak Sekda untuk mengoordinasikan para pejabat Pemprov Jabar agar memberi bonus Rp 1 miliar. Tapi tidak boleh pakai APBD,” ujar Dedi.

Baru Terkumpul Rp 356 Juta, Dana Dikembalikan Persib

Sayangnya, dari target Rp 1 miliar yang dikumpulkan lewat urunan ASN, hanya berhasil terkumpul Rp 356 juta. Dana ini kemudian dikembalikan oleh manajemen Persib karena dianggap tak sesuai dengan janji awal dan belum jelas asal-usulnya.

“Ketika hari ini keberatan terhadap angka tersebut kemudian memiliki ketakutan, takut sumbernya tidak halal,” ujar Dedi Mulyadi saat ditemui di Mapolda Jabar, Selasa (1/7/2025).

Dedi: Bonus Itu Sukarela, Tak Bisa Dipaksakan

Menanggapi kritik dan penolakan, Dedi menegaskan bahwa sejak awal ia telah menyampaikan bahwa pengumpulan dana tersebut bersifat sukarela, bukan kewajiban.

“Saya sudah sampaikan, waktu awal kalimat satu miliar itu sifatnya sukarela, tidak boleh dipaksakan. Tercapainya berapa itu yang harus diberikan,” ucapnya.

Ia juga menyatakan bahwa sebelum dana dikumpulkan, pihaknya telah berkonsultasi dengan aparat penegak hukum untuk memastikan bahwa proses tersebut tidak melanggar aturan.

“Selanjutnya sekarang terserah Pak Sekda saja, terserah para pemberi sumbangan andaikata sumbangannya dikembalikan, terserah mau dikemanain, terserah mereka,” tambah Dedi.

Manajemen Persib Tolak Bonus ASN

Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Umuh Muchtar, menegaskan bahwa pihaknya menolak menerima dana yang bersumber dari urunan ASN karena tidak sesuai janji dan kurang transparan. Bahkan, ia mencurigai bahwa dana yang terkumpul sebenarnya sudah mencapai Rp 1 miliar, namun hanya Rp 356 juta yang diserahkan.

“Saya curiga jangan-jangan dari ASN sudah Rp 1 miliar, terus diberikan Rp 365 juta, itu yang kecurigaan saya. Jadi saya tidak mau terima, jadi dikembalikan dulu,” kata Umuh.

Umuh menegaskan bahwa pihaknya tidak keberatan dengan bonus pribadi dari Gubernur Dedi Mulyadi sebesar Rp 1 miliar. Namun, ia meminta kejelasan penuh soal dana tambahan yang dikumpulkan Sekda, baik soal asal-usul maupun transparansi penyumbangnya.

“Kalau memberi rincian semua percaya, siapa aja yang menyumbang itu. Mereka uang dari mana belum jelas, ASN uang dari mana, pribadi atau minta dari orang lain harus jelas juga,” ujarnya.

Sebagian berita ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Polemik Bonus Persib Urunan PNS, Umuh: Jangan-jangan Sudah Rp 1 M tapi Diberikan Cuma Rp 365 Juta