Tangis Pilu Mela, Putri Kecilnya Tewas Terinjak di Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Garut, Jawa Barat, Dedi Mulyadi, jawa barat, Pernikahan anak Dedi Mulyadi, anak dedi mulyadi, Tangis Pilu Mela, Putri Kecilnya Tewas Terinjak di Pernikahan Anak Dedi Mulyadi

Mela Puri (31), warga Sukamentri, Garut Kota, tak pernah menyangka bahwa Jumat (18/7/2025) siang akan menjadi hari kelam dalam hidupnya.

Anak keduanya, VA (8), meninggal dunia setelah terhimpit kerumunan warga yang mengantre makanan gratis di acara syukuran pernikahan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, dan Wakil Bupati Garut Putri Karlina.

Saat ditemui di ruang jenazah RSUD dr Slamet Garut, Mela masih sulit menahan air matanya.

Tidak Tahu Anaknya Ikut Antre Makanan

Mela mengaku tak tahu bahwa putrinya ikut mengantre di gerbang barat Pendopo Garut.

“Saya enggak tahu anak saya ngantre, saya pikir dia main sama teman-temannya di sekitar alun-alun,” ujar Mela dengan suara lirih.

Ketegangan meningkat saat Mela menerima kabar tak terduga, putri kecilnya sudah berada di ambulans dalam kondisi kritis.

“Saya langsung lari ke ambulans, tangannya sudah dingin, bengkak. Baru saya dikasih tahu kalau dia sudah meninggal di sini,” kata Mela sambil terisak.

Kesedihan Mela bercampur amarah. Ia mempertanyakan kenapa tak ada satu pun yang menyelamatkan putrinya saat kerumunan mulai tak terkendali.

“Kenapa tidak ada yang menolong, kenapa anak saya dibiarkan!” seru Mela pilu.

Jenazah VA dimakamkan di Pemakaman Babakan Abid, Garut Kota, pada pukul 18.00 WIB hari itu juga.

Pesta Rakyat Dibatalkan, Bupati Garut Sampaikan Bela Sungkawa

Akibat insiden maut ini, seluruh rangkaian acara pesta rakyat di Alun-alun Garut yang sedianya digelar Jumat malam resmi dibatalkan.

Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi yang terjadi.

“Saya menyampaikan belasungkawa dan duka cita, kami turut prihatin atas peristiwa ini,” ujarnya kepada wartawan di Pendopo.

Menurut laporan Dinas Kesehatan Garut, total ada 26 warga yang pingsan akibat kekurangan oksigen saat berdesakan di pintu masuk Pendopo.

Dari jumlah itu, tiga korban meninggal dunia, termasuk satu anggota polisi yang tengah bertugas mengamankan acara.

Bupati Syakur menyebut, insiden ini muncul akibat tingginya antusiasme warga yang ingin bergembira bersama dalam acara tersebut.

“Ini sebenarnya bentuk antusiasme masyarakat, mereka ingin merasakan kebahagiaan bersama,” katanya.

Namun, sebagai langkah tanggung jawab, Pemkab Garut dan keluarga mempelai sepakat untuk membatalkan seluruh acara lanjutan.

“Untuk rangkaian lainnya, kami sudah sepakat ditunda atau ditiadakan,” tegas Bupati Syakur.

Permohonan Maaf Dedi Mulyadi

Dedi Mulyadi pun menyesalkan tragedi di pernikahan anaknya yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia.

“Acara dihadiri orang yang sangat banyak. Pada akhirnya menimbulkan korban jiwa,” kata Dedi Mulyadi dalam unggahan di akun Instagram-nya.

Tak hanya menyampaikan permintaan maaf, Dedi Mulyadi juga menyatakan siap menanggung kehidupan dan pendidikan anak-anak korban hingga ke jenjang perguruan tinggi.

“Terhadap nasib keluarga yang ditinggalkan, baik suami-anak maupun istri-anak, saya bertanggung jawab terhadap kehidupan keluarganya, pendidikan anak-anaknya sampai perguruan tinggi,” tegasnya.

Sebagai bentuk empati awal, Dedi telah mengutus stafnya untuk menemui keluarga korban dan menyerahkan santunan sebesar Rp150 juta untuk setiap keluarga.

“Kami atas nama Maula dan Putri menyatakan bertanggung jawab terhadap seluruh peristiwa tersebut,” ujar Dedi.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul .