Piala Presiden 2025: dari Perburuan Gelar, Hiburan, hingga Menarik Cuan

Piala Presiden 2025 bukan hanya sekadar ajang prestisius bagi klub-klub profesional berburu gelar, tanpa perlu meresahkan tindak pengaturan skor.
nilai lain di luar lapangan yang bisa membuat banyak orang semringah.
Piala Presiden secara konsisten dilaksanakan setiap musim sejak 2015. Selama tujuh kali digelar, Piala Presiden selalu bisa menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekitar khususnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Piala Presiden 2025 sangat intens digelar di Bandung, tepatnya di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
UMKM diberikan ruang/lapak gratis di pinggir stadion untuk menjajakan dagangan.

Setiap laga bisa menyedot ribuan penonton, perputaran uang terjadi di sana. Tak hanya jadi hiburan rakyat, pelaku UMKM pun bisa mendapatkan cuan.
“Ini kali ketujuh Piala Presiden, saya rasa tidak ada turnamen di Indonesia yang konsisten tujuh kali bisa jalan. Kenapa bisa? Karena sportif,” kata Ketua Steering Committee Piala Presiden 2025 Maruarar Sirait.
“Ada value yang dijaga, tidak ada pengaturan skor, tidak pakai uang negara, tidak pakai uang BUMN, bisa dilihat sponsornya banyak sekali,” papar pria yang biasa disapa Ara itu.
Lapak UMKM di Piala Presiden 2025 yang digelar pada 6-13 Juli 2025 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Disebutkan Ara, ada 110 UMKM di Bandung yang pendapatannya meningkat mencapai Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per hari.
“UMKM di Bandung 110, tiga kali pertandingan mereka pendapatannya 2-5 juta per hari,” sebut Ara.
Disadari Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Piala Presiden 2025 datang memberikan hiburan yang tepat ketika anak-anak sekolah sedang libur kenaikan kelas.
Penyerang Oxford United Ole Romeny mengambil momentum sebelum mencetak gol ke gawang Arema FC pada laga lanjutan Grup A Piala Presiden 2025, Kamis (10/7/2025) di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Kabupaten Bandung.
Terlebih lagi ada dua tim luar negeri yang akan tampil di final Piala Presiden 2025 Oxford United vs Port FC pada Minggu (13/7/2025).
Sebelumnya, juga tersaji laga klub lokal kebanggaan, Persib Bandung, yang tak bisa melangkah lebih jauh ke fase gugur.
“Piala ini memberikan rasa bahagia karena saat ini pada saat liburan sekolah, hari Senin sudah mulai masuk,” tutur Dedi Mulyadi.
“Pas anak-anak bisa mendapatkan tontonan sepak bola yang berkualitas, yang penuh dengan sportivitas, dengan teknik yang tinggi,” paparnya.
Temu media jelang final Piala Presiden 2025 di pelataran Gedung Sate Bandung, menghadirkan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Steering Committee Maruarar Sirait, Ketua OC Arya Sinulingga dan perwakilan tim-tim yang tampil di final Oxford United vs Port FC dan perebutan juara tiga Liga Indonesia All Star vs Dewa United.
Dedi Mulyadi turut memantau adanya pergerakan roda ekonomi. Selain perhotelan dan pelaku UMKM, masyarakat-masyarakat pengais rezeki juga merasakan dampaknya.
“Piala (Presiden) ini juga memberikan efek ekonomi karena tumbuhnya ekonomi UMKM, ekonomi kerakyatan, para pedagang bisa laku jualannya,” tutur pria yang akrab disapa KDM alias Kang Dedi Mulyadi ini.
“Angkot-angkot ada penumpangnya, ojek-ojek, ojek online dan ojek pangkalan kebahagiaan narik, kemudian tukang sapu ada ordernya.”
“Tiket ada bagiannya, semuanya, keamanan juga bekerja dengan baik. Jadi seluruhnya memberikan rasa nyaman dan pada akhirnya saling memberi,” tutur Dedi Mulyadi.