Rekam Jejak eks Mendikbudristek Nadiem Makarim: Sukses Bangun Gojek, Kini Tersandung Kasus Korupsi Chromebook

Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan laptop Chromebook.
Kejaksaan Agung menyebut penahanan dilakukan usai penyidik menemukan bukti keterlibatan Nadiem dalam proyek digitalisasi pendidikan yang merugikan negara hingga Rp1,9 triliun.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung, Anang Supriatna, mengatakan penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik menemukan bukti kuat.
"Menetapkan tersangka baru dengan inisial NAM," ujar Anang, Kamis 4 September 2025 dikutip VIVA.co.id.
Anang menambahkan, Nadiem langsung ditahan selama 20 hari ke depan di rumah tahanan Salemba cabang Kejaksaan Agung. "Penahanan selama 20 hari ke depan," tegasnya.
Kasus yang menjerat Nadiem bukan perkara kecil. Dari hasil penyidikan, negara diduga merugi hingga Rp1,9 triliun akibat proyek pengadaan digitalisasi pendidikan periode 2019–2022.
Sebelumnya, Kejagung sudah menetapkan empat tersangka lain, yaitu Sri Wahyuningsih (eks Direktur SD), Mulyatsyah (eks Direktur SMP), Jurist Tan (eks Staf Khusus Mendikbudristek), dan Ibrahim Arief (eks konsultan teknologi).
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Nadiem Makarim lahir di Singapura pada 4 Juli 1984. Ia merupakan putra pasangan Nono Anwar Makarim, pengacara dan aktivis keturunan Arab-Minang, serta Atika Algadri, putri dari tokoh perintis kemerdekaan Hamid Algadri.
Nadiem menempuh pendidikan dasar di Jakarta, lalu melanjutkan SMA di Singapura. Ia kemudian melanjutkan studi di Brown University, Amerika Serikat, jurusan Hubungan Internasional, dan lulus pada 2006. Pada 2009 hingga 2011, ia meraih gelar Master of Business Administration (MBA) di Harvard Business School.
Semasa kuliah, Nadiem juga sempat mengikuti program pertukaran pelajar di London School of Economics, Inggris.
Karier Awal
Usai lulus dari Brown University, Nadiem bekerja di McKinsey & Company, perusahaan konsultan manajemen global. Pada 2011, ia bergabung dengan Zalora Indonesia sebagai Chief Innovation Officer.
Kariernya di dunia teknologi semakin menanjak setelah menjadi Chief Innovation Officer di Kartuku, penyedia layanan pembayaran nontunai. Pengalaman itu kelak membawanya memperkuat ekosistem pembayaran digital GoPay.
Mendirikan Gojek
Nama Nadiem mulai dikenal luas setelah mendirikan Gojek pada 2010. Awalnya, Gojek hanya mengoperasikan 20 pengemudi ojek dengan sistem call center. Namun, di bawah kepemimpinannya, Gojek menjelma menjadi super-app dengan layanan transportasi, logistik, kuliner (GoFood), hingga pembayaran digital (GoPay).
Pada 2016, Gojek resmi menjadi unicorn pertama Indonesia. Tiga tahun kemudian, statusnya meningkat menjadi decacorn, dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS. Keberhasilan ini membuat Nadiem masuk dalam jajaran tokoh muda paling berpengaruh di Asia.
Masuk ke Dunia Politik
Pada 23 Oktober 2019, Presiden Joko Widodo menunjuk Nadiem sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju. Ia kemudian dipercaya memimpin kementerian baru hasil penggabungan, yaitu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sejak 2021.
Di era Nadiem, sejumlah program pendidikan lahir, salah satunya Kurikulum Merdeka. Namun, di balik itu, proyek digitalisasi pendidikan termasuk pengadaan Chromebook justru menjeratnya dalam kasus hukum besar.
Kehidupan Pribadi
Nadiem menikah dengan Franka Franklin pada 2014. Franka dikenal sebagai pendiri Tulola Jewelry, brand perhiasan yang cukup populer. Dari pernikahan ini, mereka dikaruniai empat anak, yaitu Solara Franklin Makarim, Sierra Franklin Makarim, Samudra Makarim, serta seorang anak yang namanya belum diungkap ke publik.
Riwayat Karier Nadiem Makarim
- 2006–2009 – Konsultan di McKinsey & Company setelah lulus dari Brown University.
- 2010 – Mendirikan Gojek, awalnya dengan 20 pengemudi ojek berbasis call center.
- 2011 – Menjadi Chief Innovation Officer Zalora Indonesia.
- 2013 – Chief Innovation Officer Kartuku, penyedia layanan pembayaran nontunai.
- 2014 – Fokus sebagai CEO Gojek setelah Gojek mendapat pendanaan besar dari investor.
- 2016 – Gojek resmi menjadi unicorn pertama Indonesia.
- 2019 – Gojek naik kelas menjadi decacorn dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS.
- 23 Oktober 2019 – Ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kabinet Indonesia Maju.
- 2021 – Memimpin kementerian baru hasil penggabungan, yaitu Kemendikbudristek.