Trump Kirim Surat Cinta Soal Tarif ke 100 Negara Ekonomi Kecil, Indonesia Siap Beli Minyak Dari AS Rp 250 Triliun

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif khusus per negara pada 2 April, yang menargetkan sekitar 60 negara yang menikmati surplus perdagangan dengan AS an menangguhkan kebijakan itu selama 90 hari, yang akan berakhir di Juli ini.
Amerika Serikat mengirimkan surat kepada sekitar 100 negara ekonomi kecil terkait kebijakan tarif. Pengiriman ini, menjelang berakhirnya masa jeda 90 hari atas penerapan tarif khusus per negara,
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menolak menyebutkan negara mana saja yang hampir mencapai kesepakatan.
Namun, kata ia, surat-surat itu akan dikirim ke negara-negara yang volume perdagangannya sangat kecil dengan AS dan bahkan "banyak dari mereka tidak pernah menghubungi kami."
Pemerintah Presiden Donald Trump saat ini memfokuskan upaya perundingan pada 18 mitra dagang utama yang menyumbang 95 persen terhadap defisit perdagangan AS.
Salah satu negara yang terdampak adalah Jepang, yang menghadapi tarif tambahan sebesar 14 persen di atas tarif dasar 10 persen.
Jepang berharap bisa memecah kebuntuan perundingan dengan mengirim negosiator utama mereka ke AS pekan ini, menurut sumber yang mengetahui masalah itu.
Sebelumnya, produk otomotif Jepang yang diekspor ke AS telah dikenai tarif tambahan sebesar 25 persen.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung akan memangkas impor LPG dari Timur Tengah untuk menambahkan volume impor LPG dari Amerika Serikat.
“Jadi kan impor LPG itu dari Timur Tengah sama Amerika Serikat. Jadi, nanti mungkin akan switch (alih) impor dari Timur Tengah itu menjadi impor dari Amerika Serikat,” ucap Yuliot ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data BPS, total impor LPG dengan kode HS 27111200 (propana cair) dari negara-negara kawasan Timur Tengah yang meliputi Kuwait, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA) pada tahun 2024 senilai 714,725 juta dolar AS, dengan volume sebesar 1,2 juta ton.
Sedangkan, dengan kode HS yang sama, impor LPG dari Amerika Serikat pada 2024 senilai 1 miliar dolar AS dengan volume sebesar 1,97 juta ton.
Lebih lanjut, dalam upaya negosiasi Indonesia ke AS, pemerintah berencana belanja energi dari Amerika Serikat senilai USD 15,5 miliar atau sekitar Rp 250,87 triliun, yang akan terdiri atas LPG dan crude (minyak mentah) sebagai upaya negosiasi tarif. (*)