Dedi Mulyadi Prihatin Hilangnya Tokoh Adat di Desa: Kalah Pamor dengan Orangtua Dulu

Dedi Mulyadi, gubernur jawa barat, desa, tokoh adat, Dedi Mulyadi Prihatin Hilangnya Tokoh Adat di Desa: Kalah Pamor dengan Orangtua Dulu

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menyoroti kondisi desa-desa saat ini yang menurutnya sudah tidak lagi memiliki figur tokoh adat seperti dulu.

Dilansir dari Antara, ia menjelaskan, tokoh adat yang dimaksud adalah sosok yang memiliki pemahaman mendalam tentang lingkungan, pertanian, kehutanan, tata bangunan, hingga pengelolaan ruang secara tradisional.

"Tokoh-tokoh adat itu hilang dari desa hari ini. Banyak di desa orang pinter saat ini. Tapi kalah pamor gaya membangunannya dengan tokoh-tokoh orang tua kita dulu," kata Dedi di Bandung, Rabu.

Menurut Dedi, tokoh-tokoh tersebut di masa lalu mampu membangun sawah, jalan, hingga saluran irigasi tanpa mengandalkan anggaran pemerintah. Karena itu, ia menekankan pentingnya menghidupkan kembali ketokohan desa sebagai inspirasi pembangunan.

"Nah sekarang yang sudah ada anggarannya kenapa kalah sama tokoh-tokoh yang orang tua kita dulu. Sehingga sekarang di desa harus dihidupkan kembali ketokohan yang menjadi inspirasi pembangunan," ujarnya.

Lebih jauh, Dedi menilai keberadaan tokoh di desa sangat penting agar pembangunan, termasuk aspek sosial budaya, bisa terkelola dengan baik.

Ia mencontohkan kasus meninggalnya balita Raya di Kabupaten Sukabumi sebagai bentuk lemahnya penanganan masalah sosial di tingkat desa.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemprov Jabar akan memperluas program Abdi Nagri Nganjang ka Warga, yang saat ini masih fokus di kabupaten/kota.

Mulai 2026, program itu akan diarahkan ke desa-desa yang menghadapi persoalan sosial.

"Hari ini untuk tahap pertama basisnya ke kabupaten kota, nanti tahun depan itu kita sudah mulai mengarah pada desa yang mengalami problem sosial. Jadi itu yang akan kita lakukan dan saya sudah punya pemetaan seluruh infrastruktur desa," tutur Dedi.

Selain itu, Dedi juga menyinggung rencananya mengubah mekanisme transfer dana dari Pemprov Jabar ke desa.

Mulai 2027 hingga 2029, dana tersebut akan dialihkan dalam bentuk saham Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), salah satunya PT Bank Jabar Banten (BJB).

Menurut Dedi, atau yang akrab disapa KDM, target revitalisasi infrastruktur di tingkat kabupaten, kota, provinsi, hingga desa akan rampung pada periode 2027–2029, bertepatan dengan masa akhir jabatannya.

"Di tahun itu, saya sudah ingin Pemprov itu membagi saham kepada desa yaitu saham di perbankan," katanya.

Meski begitu, ia mengakui mekanisme teknisnya masih perlu dicari. Namun, Dedi memastikan akan berupaya agar desa bisa ikut menjadi pemegang saham BUMD.

"Kita lagi cari, misalnya Bank Jabar (BJB), nah nanti desa itu menjadi bagian dari pemilik saham di BJB jadi uang yang kita distribusikan ke desa itu nanti dibelikan saham, rencana saya begitu," ucapnya.

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!